Hai Guyss. Saya ingin membagikan sebuah fim rekomendasi untuk mengisi liburan natal kalian, yakni "Klaus". Bagi saya, film yang berdurasi 1 setengah jam ini adalah film animasi 2D dengan perpaduan komedi dan petualangan. Ada juga nuansa menyentuh hati di dalamnya. Pokoknya, kalian ngak menyesal nonton film ini sembari menikmati liburan natal pada masa pandemi Covid saat ini.
Sejauh yang saya pahami, Klaus yang disutradari oleh Sergio Pablos dirilis pada 08 November 2019. Film animasi ini ditayangkan dan di-publish di Netflix. Setelah dirilis, Klaus mendapatkan tujuh penghargaan dalam 47th Annie Awards. Label film animasi terbaik diperoleh juga dari Netflix sendiri. Masih ada lagi. Klaus juga mendapat nilai tertinggi di IMDB dan Rotten Tomatoes. Demikian yang saya dapatkan dari keterangan seorang teman. Luar biasa karya Sergio Pablos ini. Mungkin kalian sudah punya kuriositas tentang film ini. Silahkan guys, tunggu apa lagi. Silahkan cari di mesin pencarian kalian dan nikmati alur demi alur, maka kalian akan terhibur dengan adegan kocak sekaligus terharu dengan ungkapan para tokoh di dalamnya.
Sedikit Sinopsis Film
Adalah si Jesper, anak seorang pemilik Royal Postage Academy yang berkarakter pemalas, manja, dan tak punya kreativitas. Ayahnya tidak suka dengan hidup Jesper yang mapan, tapi tidak berkembang. Maka, ia di hadapan seorang sersan (bawahannya) menugaskan Jesper untuk bekerja di Smeerenburg. Di sana dia mesti mengelola kantor pos yang tak dikelola di sana. Target capaian Jesper adalah 6.000 surat. Wowww....
Smeerenburg merupakan kota yang dipenuhi perang, konflik, kebencian, dan dendam. Situasi ini menjadi semakin sulit bagi Jesper bekerja di sana. Namun, karena tak ingin berlama-lama tinggal di kota itu, ia mencoba berkreativitas. Sambil berpikir cara terbaik memenuhi target 6.000 surat, Jesper dipertemukan dengan Klaus, seorang pria tua yang ahli dalam pertukangan. Ia sudah lama tinggal di sebuah hutan. Hidup menyendiri karena telah ditinggalkan oleh isterinya. Di sinilah, kisah persahabatan mereka dimulai.
Jesper memanfaatkan momen ini untuk semakin mendapat banyak surat. Bahkan, ia sendiri telah membuat diagram untuk perolehan surat yang diterimanya. Target adalah 6.000 keping surat. Klaus tanpa menyadari asas pemanfaatan Jesper, berbaik hati dan bekerja sama membentuk dan membagikan mainan kepada anak-anak di Smeerenburg. Semakin hari, permintaan dan surat semakin banyak. Tak mau tinggal diam, Jesper mencoba memperbaiki kembali ruang kerja Klaus di rumah hutannya. Namun, tanpa disadari, Jesper membuka kenangan Klaus yang membuatnya sedih dan marah terhadap Jesper.
Selain bertemu dengan Klaus, Jesper juga - tanpa sengaja - bertemu dengan Alva, seorang guru yang tersesat di Smeerenburg selama lima tahun. Sekolah yang menjadi tempatnya bekerja dialihfungsikan menjadi tempat pemotongan ikan, sebab tak ada anak-anak yang belajar. Semua disebabkan situasi konflik di Smeerenburg. Alva dikisahkan juga menjadi teman dekat, bahkan di ending film, menjadi isteri dari dua anaknya.
Seiring perjalanan waktu, suku Sami membantu pekerjaan Klaus dan Jesper. Mereka membentuk mainan yang akan didistribusikan saat perayaan Natal. Ini adalah ide Jesper, agar anak-anak merayakannya dengan penuh kebahagiaan. Namun, kelompok Krum dan Ellingboe iri terhadap Jesper dan Klaus. Mereka telah membuat kota Smeerenburg berubah. Dua kelompok ini mencoba membuat jebakan. Sempat berhasil, namun kemudian gagal.
Jesper sudah merasa at home tinggal di kota itu. Ia meyakinkan Klaus, Alva, dan kelompok Sami bahwa ia akan menjadi seorang tukang pos di Smeerenburg. Ia hiraukan zona nyamannya di tempat ayahnya karena sudah bahagia bersama "keluarga" barunya. Akhirnya, berkat usaha mereka, kota Smeerenburg berubah menjadi kota yang penuh kasih, kenyamanan, dan persaudaraan. Sudah lepaslah belenggu kebencian, dendam, dan permusuhan yang sudah diwariskan nenek moyang mereka.
![klaus-5fe2194b8ede485cd7238822.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/12/22/klaus-5fe2194b8ede485cd7238822.jpg?t=o&v=770)
Kesan. Film animasi ini walaupun sederhana, tapi menarik. Komedinya dapat. Adegan-adegan yang membuat luluh perasaan juga dapat. Peralihan dari lucu ke sedih atau sebaliknya dapat berlangsung cepat, tapi tidak ngawur. Untuk anak-anak, film ini bisa menjadi motivasi untuk kreatif, peduli sahabat, rendah hati, dan peka dengan orang yang sungguh membutuhkan.
Nilai. Setelah menonton "Klaus", saya mencoba mencatat nilai-nilai penting yang bisa diambil dan diaplikasikna dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, soal tidak bergantung pada orang tua melulu dan dalam arti tertentu tinggalkan your safe zone dan berkreativitaslah dalam hidup. Sebenarnya, setiap orang punya kemampuan dalam hidupnya. Ini bisa dikembangkan menjadi suatu cara menghidupi diri sendiri. Jika kita hanya bergantung pada kemapanan dan kenyamanan yang telah diterima dari orang tua, maka tak dapat disangkal orang ini akan banyak gagal dalam hidunya. Untuk itu, agar dapat berkembang dan melangkah lebih jauh, pertama sekali tinggalkan safe zone dan berkreasilah secara sehat.
Kedua, bersyukur atas kelimpahan dan kesulitan yang diterima. Bisa jadi, saat bahagia atau berkelimpahan, kita lupa bersyukur. Situasi sulit tak perlu disyukuri, malah kita banyak menuntut dari orang lain, situasi, bahkan Tuhan. "Mengapa ini dan itu?" Memang ada orang yang tetap bersyukur, meski dalam situasi sulit sekalipun. Namun, masih sedikit. Untuk itu, sepertinya keutamaan seperti ini bisa kita tiru terlebih selama masa Covid 19. Tetap bersyukur meski dalam kesulitan yang amat berat. Jangan menyerah. Untuk itu, kita mulai secara perlahan-lahan berkata, "Masalah, aku punya Tuhanku!"
Ketiga, berempati terhadap orang yang membutuhkan. Ketika telah dewasa dalam bersyukur di setiap momen kehidupan, seseorang secara otomatis mampu berempati secara spontan, tanpa dibuat-buat, terhadap orang lain. Sebab, ia pasti menyadari betapa sulitnya ia kalau berada di posisi yang sama dengan orang lain. Maka, orang seperti ini akan berbagi dengan yang lain.Â
Keempat, hadirlah membawa damai, kesatuan, dan sukacita. Paus Fransiskus dalam Evangelii Gaudium, mengajak dunia untuk bersukacita dalam hidupnya dan sekaligus menjadi pembawa sukacita bagi yang lain. Ketika di dalam kelompok atau tempat dimana kita tinggal ada perselisihan, janganlah kita ikut menyulut api kebencian. Malahan, secara santun dan penuh rasa persaudaraan mengajak setiap orang berpikir secara dingin dan sehat agar mau berdamai dan bersatu.
Kelima, bersikap bijak dan koperatif. Hidup itu bukan sendiri saja. Dunia ini sungguh amat luas bagi seorang manusia saja. Dunia diisi oleh kelompok manusia dan ciptaan lain. Agar hidup lebih inspiratif dan bermakna, relasi dan kerja sama itu amat penting. Tidak ada manusia yang dapat hidup dengan sendirinya. Dalam berelasi pun perlu sikap bijak dalam mengolah setiap pengalaman menjadi lebih bermanfaat dan membahagiakan.
Keenam, menseriusi pendidikan sebagai bagian hidup yang amat penting. Edukasi termasuk kebutuhan yang harus dipenuhi. Pendidikan menjadi sarana seseorang mengenal diri, keluarga, lingkungan masyarakat, dan dunia yang begitu luas ini. Orang yang berpendidikan dan matang akan selalu mengusahakan yang terbaik. Orang yang berpendidikan selalu ingin maju dan berbahagia. Sekalipun, masih daring, hendaklah kesempatan belajar dinikmati dan dimantapkan agar kehidupan ini tidak begitu-begitu saja. Orang Batak bilang, halak na bisuk nampuna hata, halak na oto tu panggadisan. Orang bijaklah yang mampu berkata-kata, sementara yang bodoh akan dijual.
Ketujuh, optimis dan berdaya juang tinggi. Kalau dilihat pada zaman sekarang, situasi pandemi, kalau kita tidak optimis menghadapi apa yang ada, kita akan jatuh dan tak bisa apa-apa. Sebaliknya, sekalipun sedang terpuruk dan dicurigai orang lain, tetaplah optimis dan berjuang membuktikan bahwa kita bisa melalui kesulitan yang kecil dan besar. Sekaligus, kita membagikan energi postif itu kepada yang lain, agar mereka semakin berbahagia dan bersukacita mengisi hari-hari hidupnya.Â
Sekali lagi, mari kita belajar dari "Klaus" yang sungguh menggugah rasa. Mari mengisi liburan natal dan tahun baru secara kreatif dan tetap memerhatikan protokol kesehatan. Film ini juga bisa ditonton ulang untuk tahun berikutnya, sebab saya yakin di tahun depan pun pasti kita tidak begitu ingat dengan alur dan nilai dari film ini.Â
![jesper-5fe21eedd541df6dcb58af78.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/12/22/jesper-5fe21eedd541df6dcb58af78.jpg?t=o&v=770)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI