Jadi, kalau bapak-bapak yang kurang perhatian itu terus berusaha mencuri perhatian dengan pertengkaran yang mereka buat, mereka akan sadar kalau tidak dipedulikan. Seandainya pun mereka tidak sadar, ketidaksadaran mereka juga tidak akan dipedulikan. Terbukti, perpecahan yang mereka pamerkan di belakang meja dan depan kamera tak membuat Timnas yang bertanding di lapangan kehilangan dukungan.
Di lain kesempatan; biarlah Tonnie Cussel yang umpan panjangnya kerap salah, atau Johnny van Beukering yang kelebihan berat badan, bersaing dengan para pemain lain untuk memperjuangkan posisinya di Timnas. Tak peduli dari klub IPL atau ISL –urutan berdasarkan abjad, tidak ada hubungannya dengan kualitas.
Saat mereka mengenakan kaus merah dengan lambang Garuda di dada kiri, mereka akan didukung banyak orang yang tidak peduli pertengkaran bapak-bapak itu, yang membolehkan dan tidak membolehkan mereka bermain atas dasar asal-usul mereka.
Karena sebelum bertanding, para pemain itu selalu menyanyikan Indonesia Raya. Lagu yang sama dengan yang dinyanyikan para pendukung itu saat upacara bendera.
NB: Sebelum memikirkan lebih dalam tentang paparan data-data di tengah tulisan, silakan baca kalimat pertama.
Surabaya, 3 Desember 2012 15.50
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H