Kusta merupakan salah satu penyakit kulit menular yang sering disalahpahami oleh masyarakat. Bahkan tak jarang orang yang memiliki penyakit kusta menjadi dikucilkan di lingkungan masyarakat. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya edukasi perihal penyakit kusta.
Apa itu Kusta?
Kusta, memiliki nama lain Morbus Hansen atau dikenal juga sebagai lepra, adalah penyakit kronis menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini dikategorikan sebagai penyakit kronis karena kusta menyerang saraf tepi dan kulit.
Sehingga akan berpotensi membawa kerusakan permanen jika tidak diobati.
Kusta telah ada sejak zaman dahulu. Bukti sejarah menunjukkan bahwa penyakit ini telah ada sejak 4.000 tahun sebelum Masehi di Mesir, India, dan Tiongkok. Kusta juga disebutkan dalam Alkitab dan Perjanjian Baru.
Pada masa lampau, kusta sangat ditakuti dan distigmatisasi. Penderita kusta sering dikucilkan dari masyarakat dan dipaksa untuk tinggal terpisah secara berkelompok. Stigma ini masih ada di beberapa bagian dunia, termasuk Indonesia.
Stigma Buruk di Masyarakat
Sayangnya, stigma dan diskriminasi terhadap penderitanya masih membayangi. Ketakutan dan kesalahpahaman menjadi akarnya, seperti anggapan bahwa kusta mudah menular, sebagai penyakit kutukan, dan mengharuskan penderitanya dikucilkan.
Kenyataannya, kusta tidak mudah menular, membutuhkan kontak erat dan lama. Kusta bukan kutukan, melainkan penyakit medis seperti lainnya. Dan pengucilan sama sekali tidak diperlukan.
Akhirnya stigma ini justru membawa dampak negatif bagi penderitanya, seperti tertundanya diagnosis dan pengobatan, depresi dan kecemasan, hingga kesulitan dalam kehidupan sosial dan ekonomi.
Melawan Stigma dan Membangun Dukungan Positif
Masih banyak yang harus dilakukan untuk melawan stigma dan diskriminasi terhadap penyakit kusta termasuk kepada penderitanya. Untuk itu perlu cara untuk mengubah stigma buruk itu, beberapa diantaranya bisa melakukan hal berikut :
Edukasi dan Penyebaran Informasi:
- Munculnya stigma negatif adalah kurangnya edukasi tentang penyakit ini. Maka dari itu mulai saat ini harus meningkatkan edukasi dan informasi yang benar tentang kusta kepada masyarakat melalui berbagai media, seperti seminar, workshop, dan kampanye di media sosial.
- Menyebarkan informasi yang akurat tentang penularan, gejala, dan pengobatan kusta untuk meluruskan kesalahpahaman dan mitos yang beredar di masyarakat.
- Memberikan edukasi tentang pentingnya deteksi dini dan pengobatan kusta untuk mencegah komplikasi.
Selain itu, juga perlu meningkatkan dukungan dan kesejahteraan dari sisi penderita kusta. Misalnya saja dengan memberikan dukungan moral dan psikologis melalui konseling dan terapi, membantu mendapatkan akses ke layanan kesehatan yang tepat dan berkualitas, memberikan dukungan ekonomi berupa pelatihan kerja dan kesempatan kerja, dan menghentikan diskriminasi terhadap penderitanya dari berbagai aspek kehidupan.
Cara Mengenali Gejala Kusta
Tak kenal maka tak paham, agar tidak salah kaprah dengan penyakit ini, mari ketahui gejala-gelajanya sejak dini. Dengan mengetahui gejala kusta sejak dini maka akan memudahkan dalam mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat. Selain itu dapat mencegah terjadinya komplikasi.
Berikut beberapa gejala utama yang perlu diwaspadai:
- Mati rasa pada kulit. Ini termasuk tanda awal yang paling umum. Penderita mungkin akan merasakan mati rasa, kesemutan, atau sensasi terbakar di area tertentu, seperti tangan, kaki, wajah, atau telinga. Mati rasa ini dapat berkembang menjadi hilangnya rasa sakit, panas, dan dingin.
- Bercak pada kulit. Bercak kusta biasanya lebih terang atau lebih gelap daripada warna kulit di sekitarnya. Bercak ini mungkin kering, bersisik, atau tidak berkeringat, dan tidak terasa gatal atau sakit. Bercak kusta dapat muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk wajah, lengan, kaki, dan batang tubuh.
- Kelemahan otot. Kerusakan saraf akibat kusta dapat menyebabkan kelemahan otot, terutama di tangan dan kaki. Hal ini dapat membuat penderitanya sulit untuk menggenggam benda, berjalan, atau mengangkat benda berat.
- Pembesaran saraf. Saraf di siku, lutut, pergelangan kaki, dan dahi dapat membesar dan terasa sakit. Saraf yang membesar dapat terlihat jelas di bawah kulit.
- Hidung tersumbat dan mimisan. Kusta dapat menyebabkan kerusakan pada mukosa hidung, sehingga terjadi hidung tersumbat dan mimisan yang berkepanjangan.
- Kerusakan mata. Kusta dapat menyebabkan kerusakan pada saraf mata, yang dapat menyebabkan penglihatan kabur, kering, atau kebutaan. Gejala ini dapat berkembang secara bertahap dan tidak disadari oleh penderitanya.
Gejala Lain yang mungkin muncul, seperti : demam, penurunan berat badan, kelelahan, nyeri sendi, rambut rontok terutama di alis dan bulu mata, perubahan suara, pembengkakan wajah, kuku rapuh dan pecah-pecah, luka yang sulit sembuh.
Beberapa penderita kusta juga akan mengalami perubahan pada bentuk wajahnya. Hal ini dikarenakan kerusakan saraf yang ada di wajah, sehingga mengubah bentuk dari sisi-sisi wajah.
Jika Anda ada beberapa gejala di atas, penting untuk segera menemui dokter. Jangan pernah mendiagnosa sendiri. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes untuk mendiagnosis kusta. Tes yang dilakukan dapat meliputi pemeriksaan kulit, tes saraf, dan biopsi kulit.
Pengobatan kusta yang tepat dan dini dapat menyembuhkan serta mencegah terjadinya komplikasi. Pengobatan dini dengan antibiotik dapat menyembuhkan kusta dan mencegah komplikasi serius. Komplikasi kusta dapat berupa cacat fisik, kerusakan saraf permanen, dan kebutaan.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang dengan kusta akan mengalami semua gejala ini. Gejala yang muncul dapat berbeda-beda tergantung pada jenis kusta, tingkat keparahannya, dan kondisi kesehatan individu.
Berikut beberapa tips untuk membantu Anda mengenali gejala kusta:
- Periksa kulit Anda secara teratur untuk mencari bercak yang tidak biasa, terutama yang lebih terang atau lebih gelap dari warna kulit di sekitarnya.
- Perhatikan apakah Anda mengalami mati rasa, kesemutan, atau sensasi terbakar di area tertentu.
- Perhatikan apakah Anda mengalami kelemahan otot, pembengkakan saraf, atau perubahan pada suara Anda.
- Jangan lakukan diagnosis sendiri, segera konsultasikan dengan dokter.
Kusta adalah penyakit yang dapat disembuhkan. Jangan panik jika Anda mengalami gejala-gejala di atas.
Itulah beberapa cara mengenali gejala Kusta dan semoga tidak ada lagi stigma negatif tentang penyakit ini. Artikel ini hanya untuk tujuan informasi dan edukasi. Apabila Anda merasa mengalami ciri-ciri yang sama atau ingin mengetahui lebih detail atas sakit yang sedang dialami, konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Referensi :
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
- https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/leprosy
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H