Mohon tunggu...
Tia Enjelina
Tia Enjelina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (20107030043)

Communication kid

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Melihat Sisi Lain dari Kemistisan Sesajen

4 Maret 2021   15:47 Diperbarui: 6 Maret 2021   16:02 2081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FRADHYT Free Image Photo Indonesia Adventures

Dulu saya sering mendengar orang-orang mengatakan untuk jangan dekat-dekat ke tempat yang konon dikeramatkan. Tidak melulu tentang sesuatu yang seram-seram, ini dikarenakan masyarakat mempercayai kekuatan alam semesta yang luar biasa dahsyat. 

Sesuatu yang tersirat disini adalah bahwa manusia hendaknya hidup selaras dengan alam. Dan dengan begitu manusia tidak akan semena-mena merusak alam yang Tuhan ciptakan sebagai tempat tinggal kita. 

Bedakan dengan manusia yang sudah tidak takut dengan alam, mereka cenderung akan berbuat kerusakan hanya untuk mendapat keuntungan pribadi. Seperti berburu satwa liar ataupun menebang pohon sembarangan.  

Seperti peribahasa Jawa, "Desa mawa cara negara mawa tata" yang artinya setiap daerah mempunyai adat masing-masing yang tidak bisa disamakan, dan setiap negara memiliki peraturan yang mengatur tata kehidupan rakyatnya masing-masing pula yang berbeda satu sama lain.

Meskipun sebenarnya ada banyak sisi positif yang bis akita gali dari tradisi tradisi seperti ini, perdebatan mengenai ritual ini memang tidak bisa terelakkan dan tidak ada habisnya. Namun alangkah baiknya jika kita memaknai tradisi ini sebagai warisan budaya leluhur. 

Kita harus bisa meresapi maknanya dari segala sisi agar kita tidak mudah menghakimi. Terlepas dari percaya dan tidaknya mengenai keharusan pelaksanaan ritual ini, hendaknya kita mampu toleransi dengan setiap kepercayaan selagi prakteknya tidak merugikan siapapun. 

Dengan begitu kerukunan dan kelestarian alam akan tercipta sehingga alam nusantara ini akan lestari hingga di masa anak cucu kita nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun