Mohon tunggu...
Tiada Ilmu
Tiada Ilmu Mohon Tunggu... -

Diam menunggu gerak yg digerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sepotong Kayu

16 Oktober 2014   19:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:46 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siklus ini bagi setiap diri kadangkala menyakitkan ibarat pisau atau belati atau pisau pahat.

Jiwa kita ibarat Batang kayu yang tengah diukir dan disempurnakan oleh pemahat yang akhli.
Setiap tusukan pisau dan potongan serta irisan pisau takdir itu selalu menyakitkan bagi jiwa

Batang yang yang dipahat dan disempurnakan hanya akan menyenangkan
TENTUNYA Menyenangkan sang pemahat

dan menyenangkan mereka yang melihatnya, menikmati hasil karya sang PEMAHAT

Ikut, nurut, patuh dalam setiap tusukan dan irisan pisau pahat ini
BIARKAN TUHAN MENYEMPURNAKAN JIWA KITA MENURUT RENCANANYA

Lalu coba amati saja
Apakah orang lain akan mulai melihat keindahan hasil pahatan Tuhan

Terus dan terus amati

Bukan indah menurut pendapat diri sendiri
Tetapi orang lain yang akan merasakan keindahan hasil ukiran Tuhan dalam jiwa kita

Atau contoh lain seperti seekor anjing kecil
Yang tengah diperindah, digunting kukunya, rambutnya dan lain-lain
Bila nurut maka hasilnya mudah, dan indah tentunya
Namun bila bandel dan berontak, justru akan menyakitkan

Demikian siklus takdir

Bisa juga dengan sebuah permisalan lain
Takdir adalah seumpama Tuhan sedang menyulam jiwa kita
jiwa yang seumpama kain putih
tengah disulam dengan benang warna-warni dari langit
ada merah, putih, biru beraneka warna

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun