Mohon tunggu...
Tiada Ilmu
Tiada Ilmu Mohon Tunggu... -

Diam menunggu gerak yg digerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sepotong Kayu

16 Oktober 2014   19:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:46 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalimat demi kalimat

santun, lembut, meneduhkan jiwa

Sungguh indah sekali
begitu halus, lembut menyejukkan jiwa
menghidupkan hati yang kering dan gersang
begitu lembutnya
bagai nyangi swargaloka

kidung pengantar tidur

atau

begitu kemilau seperti
tetesan embun surga yang menetes di pagi hari
seperti hujan di musim kemarau

semoga siapapun kita
ikut hanyut dalam kelembutan kasih sayang

menulisi keindahana yang sudah ada

semoga hanya menambah butiran keindahan
tanpa mengurangi makna yang sudah terkandung di dalamnya

Siklus jiwa atau siklus takdir

takdir bagi diri sendiri seumpama sebuah "siklus"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun