Mohon tunggu...
Tiada Ilmu
Tiada Ilmu Mohon Tunggu... -

Diam menunggu gerak yg digerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Journey Memaknai Madinah Munawaroh

12 Januari 2015   14:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:19 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kajian DN dan MN ini dengan simbol dan lambang bisa sangat luas. Bisa dihubungkan dengan banyak puzzle.

Mari saya ajak ke salah satu sisi lagi proses hijrah ini dari Simbol:

MaDiNaH MuNaWaRoh= M DN H dan M NWR H

maka proses DN = NWR atau juga D=WR
dari semua lambang ini yang belum dibahas adalah W.
Simbol W ini telah disebutkan dalam proses penciptaan manusia Adam dan Hawa atau ADM dan HW

D=WR maka bisa kita analogikan bahwa W adalah gaya tarik atau gaya ikat di alam semesta ini, yaitu yang meliputi 4 gaya tarik utama di alam, gaya tarik inti atom, gaya tarik grafitasi, gaya listrik dan gaya magnet. Inilah gaya yang mengikat R dalam sebuah kesatuan D=WR
Munawaroh Mun wa Roh atau MN W Roh, sebuah gaya ikat yang mengikat kesadaran MN dan Roh (RH)

Maka proses M DN H serupa atau seimbang dengan M NWR H
NWR yaitu N dan R yang dihubungkan dengan W

Menjadi sangat menarik untuk mengamati gaya tarik menarik di dalam jiwa untuk menuju N atau untuk mengerti RH
tanpa mengamati W dalam jiwa (D) sulit untuk mengenali R karen D=WR

Amati gaya tarik ketubuhan, gaya apa saja yang bekerja
apakah gaya taraik materi, harta, tahta dan wanita
ataukah gaya tarik Ruhani= RH N. ataukah hanya gaya tarik R atau gaya tarik H dan juga N.
Kemana arah kesadaran M di arahkan. apakah ke arah R atau H atau N, ataukah ke aarah RHN, atau yang lebih tinggi lagi?.

Semua arah kesadaran M menuju H apakah yang akan di laluinya= M DN H (Madinah) ataukah M NWR H (Munawaroh) ataukah akan membuka hijab demi hijab ilmu Allah (K) dengan menempuh jalan MKH (Makah).

ataukah bisa bolak-balik MKH-MDNH-MNWRH.

Kajian ini baru membahas simbol huruf mati (Konsonan) dengan ditambah A yang juga mewakili huruf mati dan huruf hidup.

Menarik untuk mengkaji A I U dan O (juga E).

Sepintas saja dahulu tentang A:

A adalah seumpama sinar awal yaitu sinar matahari (matahari bersinar)
I adalah seumpama cahaya yaitu cahaya bulan (bulan bercahaya)

Apakah yang membedakan sinar matahari dan cahaya bulan

demikianlah seumpama A=sinar matahari I=cahaya bulan

U adalah jaringan informasi dan komunikasi yang menghubungan melalui sinar atau cahaya.

maka kita bisa membedakan antara AMIN dan IMAN

AMIN adalah berasal dari sinar penuh energy dan kekuatan yang diterima M dan akan dipantulkan menjadi cahaya N. Sedangkan IMAN.
adalah dari (pantulan) cahaya yang sudah tertangkap dalam M untuk memahami hakekat sinar awal (A)yang sudah tertulis dalam N. maka AMIN dan IMAN adalah reversible.

Demikian sekedar memudahkan saja.

Dalam memahami anasir diri.

Maka perjalanan pulang, tidak bisa tidak harus mengenali DN perjalanan mengenali NWR, untuk akhirnya mengenali RH. Mengenali MN RH. Mengenali Min Ruhi. karena Min Ruhi ini ada dalam diri, disamping adanya A dan D.

Semua arah kesadaran M menuju H apakah yang akan di laluinya= M DN H (Madinah) ataukah M NWR H (Munawaroh) ataukah akan membuka hijab demi hijab ilmu Allah (K) dengan menempuh jalan MKH (Makah).
yaitu Makah disandingkan dengan nama Mukaromah.

M K H diperjelas dengan M KRM H. atau M KRM. M yang telah mendapatkan KRM atau Karomah.

Maka tujuan M seharusnya adalah mendapatkan Karomah atau menuju Karomah atau menuju KRMH.
Itulah proses yang harus dilalui yaitu menuju Karomah=KRMH. atau KRM yang akan menuju H.

KRM disini telah dibahas sebelumnya sebagai simbol
yang telah diajarkan umat sebelumnya yaitu dengan simbol KRM=Karma=KaRMa. Sebuah siklus atau perputaran
(reinkarnasi M) untuk mengenali Rencana Tuhan yang mendahului atau ketetapan yang mendahului sehingga M mampu menjadi saksi ketika hijab ilmu (K) terbuka atau MOKSA.

Maka proses MKH MKRMH atau proses MDNH MNWRH. Akan kita lihat yang pertama dalam dalam siklus dan pengulangan demi pengulangan (siklus reinkarnasi=RNKRNS, siklus penyaksian S= R KR N). Siklus KR untuk menemukan N. Siklus M membuka KR untuk menemukan N. siklus (Q) R= iqro.

Itulah tahapan awal bila kita belum mampu menemukan N.
Siklus MKH MKRMH. Namun bila N sudah ada di dalam diri kita, maka akan lebih mudah dan cepat
bila menggunakan siklus perjalanan MDNH MNWRH.
Yaitu siklus M dengan Din (DN) menuju H.
atau dengan siklus pasangan MN dengan mengamati gaya tarik menarik dalam diri (W) untuk mengenali Roh

Yaitu MN Wa RoH. MN W RH.

Siklus atau arah manapun tergantung posisi kesadaran diri di saat ini. Itulah yang dimaksud garis lurus. Titik di saat ini yang disebut titik M menuju H. Maka ketika di tarik menjadi M ke H.
prosesnya bisa melalui banyak siklus.

Muhasabah=MHSBH
Musibah=MSBH
Mahabah=MHBH
Mawadah=MWDH
Muamalah=MMLH
Musawarah= MS W RH

dan masih sangat banyak proses M menuju H
yang bisa kita lakukan
maka tergantung posisi kesadaran diri M
di saat ini yang akan ditarik garis lurus
garis kesadaran menuju H

Kajian atau perjalanan M ke H ini adalah jalan ruhani.
Perjalanan M ke H. M ke N= Min ke R ke H. Min Ruhi. Perjalanan Ruhani=RHN.

Tapi ini belumlah tujuan dari Islam. Ini baru setengah perjalanan. Karena perjalanan sesungguhnya adalah perjalanan D. Perjalanan MH MD= Muhammad.

Inilah perjalanan MH yang seharusnya mampu menduplikasi MD. H ke D. H akan memberi jalan atau petunjuk D.
HD aatau HuDa. Petunjuk arah. Agar D (jiwa) disempurnakan.

Maka semua proses adalah dari H ke D, agar D mampu kembali ke H.

Semua proses ini bila kita masuki pengajaran dalam proses penciptaan manusia.
Adalah ADM dan MN RH.

Pertama seharusnya mampu membalik kesadaran DM menjadi MD. sehingga mencapai MH MD dengan mendapatkan petunjuk D dari H (Huda=HD).

ADM akan mampu bergabung dengan H setelah membalik kesadaran DM menjadi MD, sehingga menjadi AHMD.

Dengan memahami simbol. ADM dan MNRH. maka kita mampu membuka cakrawala kesadaran.

Seperti apakah proses penyemburnaan jiwa.
Bagaimana arahnya.

D inilah yang akan dipergunakan dalam “peradaban umat manusia”.

Yaitu D yang mendapat petunjuk dari H dengan memahami entitas MN RH.

Karena bila hanya menggunakan RH saja kita hanya akan menyepi dan menjadi pertapa, pendeta, biarawan atau rohaniawan.

Namun dalam peradaban yang diperlukan adalah D yang disempurnakan. Diberi petunjuk oleh H.

Maka untuk membangun peradaban diperlukan entitas. MH MD.

Tidak hanya sekedar MH semata.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun