Frans sedikit tersenyum. Kekuatan kebersamaan inilah yang dirinya butuhkan. "Herman, percayalah, saat kita bersama tidak akan ada yang bisa memecah belah kita. Apalagi sampai terlepas dari wilayah Indonesia."
Cahaya rembulan masuk lewat sela-sela jendela yang sedikit terbuka gorden nya. Pertemuan yang selalu diadakan secara diam-diam ini, mereka harapkan menjadi awal keberhasilan pemberontakan yang akan mereka lakukan nanti nya. Agar bangsa Indonesia tidak terpecah belah hanya karena taktik Belanda.
Beberapa hari kemudian setelah diumumkannya proklamasi Indonesia, Frans mengadakan upacara pengibaran bendera merah putih. Terdengarlah lagu kemerdekaan Indonesia yang begitu menggetarkan hati. Bangga juga begitu terharu kala mendengar bahwa bangsa Indonesia sudah merdeka setelah sekian lama nya terjajah. Frans dan beberapa kawan nya tak henti menyunggingkan senyum. Meski memang, wilayah Papua tentu masih dibayang-bayangi Belanda yang hendak memecah belah mereka walau Indonesia sudah dinyatakan merdeka. Namun rasa nasionalisme nya yang tinggi, juga tekad yang Frans punya begitu kuat.
Tidak akan ia biarkan Belanda dengan begitu mudahnya membuat Papua mendirikan negara nya sendiri. Karena bagaimanapun, Papua adalah Indonesia dan selama nya akan tetap seperti itu.
"Merdeka seperti sebuah kata yang sebenarnya tidak untuk kita," gumam Herman menatap bendera merah putih yang tertiup angin di atas sana.
Tanpa menoleh sedikitpun, Frans membuka mulutnya. "Tak apa, Herman. Sebentar lagi, kata merdeka itu akan benar-benar terasa oleh kita, masyarakat Papua."
Herman menanggapi saja dengan helaan napas. Pada kenyataannya, ia selalu saja menunjukkan ketakutannya. Herman ini nampaknya seorang yang punya keraguan tinggi. Walau sudah beberapa kali ia mengikuti pertemuan rahasia yang selalu diadakan, tetapi seolah tak percaya jika semuanya akan berhasil, Herman selalu saja menyatakan kenyataan pahit yang sebenarnya memang begitu kenyataannya.
Tujuan Frans mengadakan upacara pengibaran bendera merah putih di sini, di Papua adalah semata-mata agar rencana pertama nya berhasil. Yaitu untuk membuat masyarakat Papua merasa bahwa mereka adalah bagian Indonesia. Dengan begitu, kekuatan kebersamaan yang dimiliki akan semakin besar. Tinggal menunggu bagaimana takdir nanti nya. Berhasil atau tidakkah, yang jelas Frans siap mati demi mempertahankan tanah kelahirannya. Demi Indonesia yang dengan begitu tanpa menyerahnya, Belanda ingin memecah belah. Karena pada hakikatnya, sampai kapanpun Papua tidak akan pernah membentuk Negara Indonesia Timur. Papua adalah bagian dari negara Indonesia.
"Pak! Pak Frans!"
Frans menoleh lalu sedikit membungkukkan badannya agar sama dengan tinggi anak laki-laki berusia delapan tahun ini. Ia tersenyum seraya mengangkat alis nya, seolah bertanya: "ada apa?"
"Apakah para orang berkulit putih itu tidak akan datang lagi? Mereka jahat, Bapak meninggal karena mereka," ujar nya berapi. Di mata nya seolah terdapat pancaran emosi.