Mohon tunggu...
tia damayanti
tia damayanti Mohon Tunggu... Guru - ORDINARY FOR EXTRA ORDINARY when chemistry lesson and religion merge in touch of art, always want to interpret and inspire, althought it's in simple way

ORDINARY FOR EXTRA ORDINARY when chemistry lesson and religion merge in touch of art, always want to interpret and inspire, althought it's in simple way

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gubug yang Mengandai

22 Juni 2020   21:18 Diperbarui: 22 Juni 2020   21:42 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parasnya tak elok

Lusuh reyot

Berdiri pun ia limbung

Tak pernah ada yang mendandaninya

Tak pernah ada yang menyapanya

Dalam kesejatian

Ia ada

Entah sampai kapan

Seumur dunia mungkin

Atau

Ketika dunia dengan alam sebagai pesoleknya

Mulai akan menghardik

Ia sering berandai

Acap kali pula mengandai

Terlalu banyak

Yang ia saksikan

Ia rasa

Ia alami

Meski

Tetap berandai dan mengandai

Bisa saja sekonyong-konyong

Dua sosok atas nama asmara

Setelah tengak-tengok

Merebahkan diri di pangkuannya

Berasyik

Bermasyuk

Tentu atas nama asmara yang sejatinya antah berantah

Pernah pula

Entah siapa

Bau dendam membuncah

Terduduk sekejap kemudian senyap berlalu

Berkali

Petani penggarap yang sudah miskin

Berlama-lama memandangi lahannya

Yang sudah centang-perenang

Kemudian

Seperti yang lainnya

Duduk

Merebahkan diri sambil menahan nestapa

Dulu pernah ada

Segerombolan

Berseragam

Mampir

Untuk

Entahlah

Gubuk itu pernah menjadi saksi

Bahkan jadi bagian

Ketika ada laki perempuan

Dihakimi beramai-ramai

Atas nama pelanggaran norma

Gubuk itu menyaksikan

Bahwa atas nama norma

Manusia bisa sejahanam binatang paling jadah

Banyak

Banyak lagi

Banyak

Gubuk akan terus berandai dan mengandai

Andai saja

Andai saja

Dan andai saja

Ia ada

Ia saksi

Namun

Ia terbungkam dibisukan

Ia seperti tersapu oleh pongahnya dunia

Bahkan

Memohon pada Rabb nya saja ia kelu

Rabb pasti faham

Dengan berandai dengan mengandai

Gerimis Sabtu malam, 30520

Tia Damayanti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun