Salah satu item survei tersebut yakni mengukur persepsi terhadap kehadiran China di Laut China Selatan. Pada item ini, ternyata diperoleh data 78.9 persen yang menyatakan bahwa kehadiran China di Laut Cina Selatan adalah ancaman bagi negara-negara ASEAN. Sementara 73,1 persen menyatakan sebagai ancaman bagi Indonesia.
Pada item berikutnya, tentang mitra yang tepat untuk memperkuat kedaulatan Indonesia di wilayah Laut China Selatan adalah ASEAN. Anggapan bahwa mitra yang tepat adalah ASEAN berada pada angka 39,1 persen.
Sementara yang dianggap sebagai negara ASEAN yang paling tepat bermitra dengan Indonesia adalah negara Malaysia, yakni berada pada angka 49,5 persen. Kemudian disusul dengan Singapura dan Filipina, masing-masing pada angka 15,8 persen dan 12,7 persen.
Kesimpulan
Menyikapi ancaman konflik Laut China Selatan, tentu membutuhkan berbagai strategi. Mengingat bahwa klaim sepihak yang dilakukan China berdampak pada banyak negara, maka ini dapat berubah  menjadi sebuah kekuatan bersama.
Karena itu, solusi dan strategi yang tepat bagi pihak yang dirugikan adalah membangun sinergi. Kerja sama dan solidaritas harus dipikirkan lebih matang demi kekuatan untuk menyikapi berbagai ancaman konflik yang mungkin semakin besar.
Bagi bangsa Indonesia sendiri, kita juga harus bersinergi dengan semua elemen anak bangsa. Ada pepatah yang berkata "bersatu kita teguh bercerai kita runtuh". Persatuan bangsa hendaknya dikedepankan, sehingga kita kuat menghadapi berbagai ancaman baik itu dari dalam dan dari luar demi kedaulatan bangsa.
Selain itu, belajar dari sejarah akan membantu kita untuk melihat sosok nasionalis dan patriotik yang rela berkorban demi bangsa dan negara. Semangat itu pula yang membuat kita tetap mementingkan kepentingan bangsa daripada kepentingan diri sendiri. (TS)
* Rangkuman tulisan ini, bisa juga dibaca di "Threats IG"
___________
Sumber Referensi:
youtube kompas.com -- bnpp.go.id -- jurnal.dpr.go.id