Sudah pernah mendengar istilah diakronik?Â
Diakronik adalah sebuah konsep yang bisa ditemukan dalam pembelajaran sejarah. Diakronik itu sendiri, berasal dari bahasa latin, yakni dia dan chronicus. Dia artinya melalui atau melampaui. Sementara chronicus artinya waktu.
Bila diartikan, maka diakronik itu dapat diartikan sebagai sesuatu yang memanjang dalam waktu dan menyempit dalam ruang.
Atau bisa juga dikatakan bahwa berpikir diakronik tersebut adalah berpikir secara kronologis atau adanya urutan peristiwa berdasarkan waktu terjadinya.
Pertanyaannya, sepenting apakah berpikir secara kronologis dalam sejarah tersebut?
Tentunya kita berharap dengan adanya cara berpikir kronologi dalam sejarah, tidak dapat menimbulkan anakronisme sejarah. Atau berupaya untuk menghindari penempatan peristiwa sejarah pada masa yang tidak tepat.
Apalagi kita tahu, bahwa peristiwa sejarah itu memang memanjang dalam waktu. Seperti yang sudah dipaparkan pada awal tulisan tentang hakikat diakronik, yakni peristiwa sejarah itu memang memanjang dalam waktu.
Nah, karena adanya peristiwa yang memanjang dalam waktu, sejak awal para sejarawan telah membuat pembabakan dalam sejarah, atau yang kita kenal dengan istilah periodisasi sejarah.
Konsep periodisasi dalam sejarah, tentu tidak kalah penting dengan konsep kronologi dalam sejarah. Tujuannya, untuk memudahkan para pembaca memahami sejarah setiap peristiwa sejarah yang pernah terjadi di sepanjang masa.
Selain dapat memudahkan para pembaca memahami sejarah, periodisasi sejarah juga perlu membantu membuat klasifikasi dari peristiwa-peristiwa sejarah yang ada, kemudian memudahkan dalam menganalisis perkembangan dan perubahan yang terjadi pada setiap periode, hingga menyederhanakan rangkaian peristiwa yang begitu panjang.