Saya memang tidak bertanya lagi, apa maksud keberanian yang dimaksudkan anak saya tersebut. Tetapi, saya mencoba menafsirkan bahwa bagi setiap orang itu, butuh keberanian untuk melangkah.
Ketika kita mau memulai hari, kita butuh keberanian untuk memulai dan menjalaninya.
Ketika kita ingin merencanakan sesuatu, kita butuh keberanian untuk mengeksekusi.
Ketika kita memutuskan sesuatu, kita harus berani menindaklanjuti, apa pun risikonya.
Ketika seorang pelajar kelas 12 SMA ingin mencari tempat perkuliahan, harus berani memilih jurusan yang diimpikannya.
Atau, apapun yang kita lakukan, termasuk ketika saya mencoba meminta satu kata kunci untuk tulisan singkat saya malam ini. Saya harus berani untuk mulai merangkai kata, dan menuliskannya dengan tuntas. Hingga menjadi sebuah tulisan yang utuh.
Ngomong-ngomong kalau bicara tentang musuh utama keberanian, ternyata ada juga lho!
Mau tahu? Betul sekali, ketakutan.
Jadi kalau memang ingin mencoba sebuah keberanian, jangan pernah biarkan keberanian itu bersahabat dengan ketakutan itu. Kalau keberanian itu sudah bersahabat dengan ketakutan, adakalanya ketakutan itu pun merajai keberanian dalam diri Anda. Di saat itulah Anda akan kehilangan keberanian.
Karena ketakutan itu sudah menghampiri, maka Anda pun tidak berani lagi untuk mencoba. Tidak berani memulai. Tidak berani mengeksekusi. Serta masih banyak ketidakkeberanian lainnya yang akan terenggut.
Andrew Jackson pernah berkata, "Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanya keberanian dan keyakinan yang teguh."