Ancaman pertahanan negara bertambah melalui konten-konten dan pesan melalui dunia maya. Propaganda kelompok paling kanan dan paling kiri sangat masif melalui dunia cyber ini.
Bila nilai-nilai kebangsaan tidak dirawat dan dimiliki oleh pemuda saat ini, maka akan terjadi ancaman berupa penghilangan makna kebangsaan dan bernegara. Logika dunia cyber atau sosial media akan lebih mendominasi dalam membentuk sudut pandang baru terhadap negara.
Menyikapi tantangan yang ada, Bapak Dave Laksono yang berada pada Komisi I, atau tepatnya yang berurusan dengan pertahanan, luar negeri, komunikasi dan informasi, serta intelijen itu, mengajak para siswa agar turut serta menjalankan perannya untuk mempertahankan negara.
Setidaknya, ada beberapa peran yang disampaikan beliau yang bisa dilakukan pemuda untuk mempertahankan negara. Seperti program bela negara menjadi salah satu bentuk yang tepat dalam membentuk karakter pertahanan negara.
Industri kreatif dapat menjadi ruang yang efektif untuk membangkitkan semangat nasionalisme. Menjadi profesional di segala bidang dengan mengutamakan nilai-nilai Pancasila adalah kunci untuk mempertahankan negara serta nasionalisme.
Mempertahankan negara bukan lagi dengan cara-cara konvensional yang mengandalkan fisik, ke depannya kekuatan kognitif akan semakin mempengaruhi cara pandang dan hidup manusia. Lanjut beliau.
Selain banyak bicara tentang pemuda, beliau juga menyampaikan tentang Peran Diplomasi Indonesia di Dunia.
Di tengah-tengah tantangan atau isu internasioanal yang berkembang saat ini, baik dalam hal politik dan ekonomi, maka peran bangsa kita atau pemerintah dalam menyikapi berbagai isu tersebut harus semakin aktif.
Pada akhir pertemuan, beliau tidak lupa mengajak para siswa untuk menjadi pelopor keberagaman, kebhinekaan, dan menjaga persatuan dengan terus menebarkan pesan-pesan positif melalui sosial media. (TS)