Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Natal adalah Cinta

25 Desember 2020   19:46 Diperbarui: 25 Desember 2020   19:54 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam kudus, sunyi senyap, dunia terlelap
Hanya dua berjaga terus ayah bunda mesra dan kudus
Anak tidur tenang, Anak tidur tenang

Malam kudus, sunyi senyap, Kabar Baik menggegap
bala sorga menyanyikannya, kaum gembala menyaksikannya
"Lahir Raja Syalom, lahir Raja Syalom!"

Malam kudus, sunyi senyap, Kurnia dan berkat
tercermin bagi kami terus di wajah-Mu, ya Anak Kudus
cinta kasih kekal, cinta kasih kekal *)

Keluarga kami menyanyikannya lagu itu dengan syahdu.

Malam natal kali ini berbeda dengan tahun lalu.

Biasanya kami nyanyikan di gereja bersama umat dengan suara menyatu.

Tapi tahun ini, kami hanya merayakan natal di ruang tamu.

Pandemi Covid-19 tiada kata kompromi.

Telah mengubah berbagai tradisi.

Natal pun ikut berubah situasi.

Tak lagi berjabat tangan, cukup berujar dari bibir dan hati.

Slamat natal saudara dan saudari.

Satu hal yang kami yakini, makna natal dari dulu sampai kini tak akan pernah berganti.

Peringatan kelahiran Yesus bukan bicara tradisi apalagi sensasi, tapi bicara cinta.

Cinta pada umat manusia yang penuh noda dan dosa.

Sebab tanpa ada penebusan maka hidup manusia akan sia-sia dan binasa.

Cikarang, 25 Desember 2020

*) Lirik Malam Kudus ciptaan Franz Gruber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun