Talkshow yang dipersembahkan oleh Yayasan Sayangi Tunas Cilik yakni partner dari Save The Children ternyata sangat informatif dan sarat manfaat bagi yang mendengarkannya. Dua narasumber yang diwawancarai pada acara tesebut, yakni Selina Patta Sumbung - Ketua Yayasan Sayangi Tunas Cilik partner of Save The Children dan Dr. Madeleine Ramdhani Jasin, Sp.A - Ikatan Dokter Anak Indonesia mengupas tuntas tentang apa itu pneumonia? cara mengenalinya dan pencegahannya.
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan pneumonia?
Menurut dr. Madeleine, pneumonia merupakan penyakit peradangan yang terjadi karena infeksi virus, bakteri dan jamur. Tapi umumnya adalah karena infeksi virus dan bakteri. Mungkin bagi kaum awam istilah tersebut jarang didengar. Kaum awam umumnya menggunakan sebutan radang paru untuk istilah pneumonia tersebut.
Selanjutnya, akibat dari infeksi pada radang paru dapat berakibat pada kantong udara dalam paru-paru atau alveoli dipenuhi oleh nanah dan cairan, sehingga kemampuan menyerap oksigen pun berkurang. Hal itu membuat penyebaran oksigen terganggu, sehingga sel-sel tubuh tidak bisa bekerja dengan baik.
Nah, untuk kaum awam bagaimana mengenali pneumonia tersebut?
Memang bagi sebagian besar masyarakat, ada sebuah tantangan yang dihadapi di masyarakat berkaitan dengan penyakit pneumonia tersebut. Ternyata banyak dari masyarakat yang tidak mampu mendeteksi secara dini serta melakukan pencegahan terhadap penyakit tersebut.
Untuk lebih jelasnya, gejala dari pneumonia umumnya diawali dengan batuk, pilek dan demam. Bila tidak dilakukan penanganan yang baik, seminggu kemudian dapat berkembang dan menimbulkan sesak. Adapun sesak yang dimaksudkan ditandai dengan napas cepat, sampai menimbulkan tarikan pada dinding dada. Tandas dr. Madeleine.
Tanda-tanda yang demikian sesungguhnya sudah bisa dijadikan sebagai deteksi dini. Jika sudah ada tanda-tanda demikian, orang tua harus segera mungkin membawa anak ke dokter untuk mendapatkan perawatan dan pemberian oksigen. Sebab tanpa pengobatan segera, dapat menyebabkan kematian pada balita.
Menurut guideline WHO, ketika menemukan balita mengalami gejala-gejala seperti yang telah disampaikan terdahulu, apalagi terdapat sesak napas dan frekuensi napasnya lebih dari usianya, maka dokter dapat menegakkan diagnosis sebagai pneumonia.
Artinya dokter dapat memberikan antibiotik. Pemberian antibiotik tersebut dianggap merupakan tindakan yang dipilih untuk menyelamatkan nyawa anak. Sebab, jika terlambat, penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi, bahkan menyebabkan kematian.
Ketika orang tua sudah memahami bahwa pneumonia adalah penyakit yang serius dan mematikan, ada baiknya kesadaran orang tua semakin meningkat terhadap pencegahan penyakit tersebut.