Adapun gerakan yang merupakan program bersama dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PUPR, Bappenas dan Kantor Staf Kepresidenan ini ditujukan untuk membimbing kota/kabupaten dalam menyusun masterplan Smart City tersebut. Tentunya agar bisa lebih memaksimalkan pemanfaatan teknologi, baik dalam meningkatkan pelayanan masyarakat maupun mengakselerasikan potensi yang ada di masing-masing daerah.
Dari sebuah informasi terpercaya kominfo.go.id mengatakan bahwa sebuah kota dapat dikatakan Smart City ketika di dalamnya lengkap dengan infrastruktur dasar, juga memiliki sistem transportasi yang lebih efisien dan terintergrasi, sehingga meningkatkan mobilitas masyarakat.
Sementara menurut IBM, setidaknya ada 6 indikator dari Smart City tersebut. Keenam indikator yang dimaksud adalah masyarakat penghuni kota, lingkungan, prasarana, ekonomi, mobilitas, serta konsep smart living.
Bagaimana pula dengan penyangga dari implementasi Smart City tersebut?
Menurut sebuah sumber indonesiabaik.id setidaknya ada tiga pilar yang harus dijadikan sebagai penyangga dari Smart City. Pertama, Informasi Komunikasi dan Teknologi (IKT). Hal ini berhubungan ketersediaan teknologi broadband fiber, internet kecepatan tinggi (wifi), dan pusat data aplikasi layanan publik. Kedua, Integrated Management System. Dimana manajemen kota yang terintegrasi dengan menggunakan IKT. Ketiga, Smart User. Sementara IKT dan Integrated Management System akan terlaksana jika dilengkapi Sumber Daya Manusia yang kompeten, memiliki knowledge dan melek teknologi.
Solusi Terbaik Mewujudkan Smart City, Mental Smart City
Menggunakan teknologi untuk kemajuan dan peradaban kota di era digital dan internet seperti sekarang merupakan sebuah keniscayaan. Tapi ada sebuah hal yang sesungguhnya tidak dapat dilupakan, yakni membenahi mental dari Sumber Daya Manusia (SDM)-nya.
Teknologi maju, tapi tanpa kesadaran dari manusia untuk mendukung kemajuan tersebut tentu tidak akan berjalan. Lihat saja, beberapa kota yang sudah memiliki fasilitas yang memadai, tapi ada saja manusia yang senangnya merusak atau mengacaukan.
Intinya, sebelum teknologi dibenahi, maka pemerintah harus gencar melakukan sosialisasi dan kampanye kesadaran bagi seluruh warga. Begitu pula dengan para staff yang ada di pemerintahan harus memberikan contoh atau teladan.
Dengan demikian, ketika teknologi sudah diterapkan oleh pemerintah, sebaiknya semua menyambutnya dengan baik dan mendukung hal itu demi kemajuan kehidupan dan peradaban.
Salam sukses Smart City!
___________