Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pentingnya Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan

7 Oktober 2018   12:30 Diperbarui: 7 Oktober 2018   15:49 1701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis sedang bertanya tentang efektivitas sosialisasi 4 pilar kebangsaan yang dilakukan oleh DPR

"Bagaimana agar sebuah negara maju?"

Satu pertanyaan retorik penting yang dilontarkan oleh Daniel Lumbantobing kepada peserta Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan setelah terlebih dahulu memperkenalkan diri.

Acara yang dihadiri oleh ratusan orang dari berbagai elemen masyarakat tersebut, terlihat begitu antusias mendengarkan pemaparan tentang pentingnya memasyarakatkan dan mengingat empat pilar kebangsaan.

Kemudian beliau melanjutkan bahwa "Negara bisa maju kalau ada persatuan dan kesatuan."

Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan (dokpri)
Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan (dokpri)
"Bayangkan saja, Belanda bangsa yang begitu kecil bisa menjajah Indonesia sekitar 350 tahun. Bahkan dengan mudahnya mempraktekkan Politik Devide et Impera (adu domba). Alasannya karena bangsa kita belum bersatu pada waktu itu" lanjut anggota DPR RI tersebut.

Tentu saat ini kita tidak sedang berhadapan lagi dengan Belanda. Bukan berarti kita tidak butuh lagi konsensus untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Setelah 73 merdeka, malah tantangan kebangsaan kita sudah lebih kompleks.

Daniel Lumbantobing menyebut bahwa tantangan kita saat ini ada dua hal, baik itu tantangan dari dalam bangsa (internal) maupun tantangan dari luar bangsa kita (eksternal). Bahkan kedua tantangan kebangsaan tersebut termuat pada TAP MPR No.VI Tahun 2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

Tantangan internal sendiri diantaranya: masih lemahnya penghayatan dan pengamalan agama serta munculnya pemahaman terhadap ajaran agama yang keliru dan sempit. 

Pengabaian terhadap kepentingan daerah serta timbulnya fanatisme kedaerahan. Kurang berkembangnya pemahaman dan penghargaan atas kebhinnekaan dan kemajemukan. Kurangnya keteladanan dalam sikap dan perilaku sebagian pemimpin dan tokoh bangsa. Serta tidak berjalannya penegakan hukum secara optimal.

Sementara tantangan eksternal yakni pengaruh globalisasi kehidupan yang semakin meluas dan persaingan antar bangsa yang semakin tajam. Serta makin kuatnya intensitas intervensi kekuatan global dalam perumusan kebijakan nasional.

Nah, untuk itulah sebenarnya konsensus akan empat pilar kebangsaan itu perlu tetap ditegakkan. Bahkan saat ini, anggota MPR tetap fokus untuk terus melakukan sosialisasi empat pilar tersebut yaitu Pancasila sebagai dasar dan idelogi negara,  UUD 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun