Bola, Bola Gayamu Mempesona
Laksana Sang Primadona
Bola Tak Luput Dari Kejaran
Sana Sini Jadi Rebutan
Sudah lama tidak mendengar lagu itu. Tepatnya lagu yang pernah dipopulerkan oleh Ona Sutra di era 90-an.
Koq tiba-tiba ingat lagu itu ya?
Barangkali karena suasana piala dunia semakin mendekat. Dalam hitungan hari, tepatnya mulai tanggal 14 Juni hingga 15 Juli 2018, seluruh mata dunia akan tertuju ke Rusia sebagai tuan rumah penyelenggara piala dunia yang ke-21.
Setelah melalui babak kualifikasi tentunya, sebanyak 32 negara telah siap untuk berlaga dan mengejar bola yang memesona itu.
Walau bangsa kita bukan bagian dari 32 negara tersebut, tetap saja euforia dari sepakbola tersebut sampai ke pelosok desa. Setiap orang memiliki negara yang diunggulkan dan pemain yang dijagokan.
Begitulah daya tarik bola.
Seolah bola mampu menyihir orang untuk membuka diri dan mendukung negara lain, tidak peduli datang dari ras dan agama mana. Tetap saja, bola mampu mempersatukan.
Beda bangat ya dengan perhelatan politik di negeri kita.
Ah sudahlah.... lupakan dulu politik. Sekarang saatnya bicarain bola yang punya gaya memesona dan tak luput dari kejaran, sana sini jadi rebutan.
Ngomong-ngomong, kalau ditanya tentang negara yang pantas dijagokan, kira-kira kamu jagoin negara mana ya?
Kalau saya, sejak kecil hingga sekarang, tetap saja jagoin negara yang satu ini, Jerman. Mungkin karena nama saya agak kejerman-jermanan kali ya? Haha....
Tapi tidak juga kali. Semata-mata karena permainannya yang 'syantik' ala panser.
Buktinya, Jerman (Jerman Barat) adalah negara yang paling sering tampil di final piala dunia sejak dulu. Kalau tidak salah hitung, setidaknya sudah 9 kali negara ini masuk hingga babak final piala dunia.
Dari 9 kali masuk final tersebut, setidaknya ada 5 kali yang pernah saya saksikan secara langsung sejak berumur 7 tahun, tepatnya mulai dari tahun 1982.
Sementara itu, sebanyak 2 kali bisa langsung menyaksikan kehebatan Jerman menjuarai piala dunia, yakni tahun 1990 ketika mengalahkan Argentina (1-0) dan yang terakhir tahun 2014, lagi-lagi mengalahkan Argentina (1-0).
Dan dari keseluruhan pertandingan yang pernah saya ikuti, salah satu pemain Jerman yang paling berkesan bagi saya adalah Miroslav Klose.
Bagaimana tidak?
Sosok yang satu ini mampu eksis empat kali piala dunia, yakni tahun 2002, 2006, 2010 dan 2014. Hebatnya lagi, Klose tercatat menjadi pencetak gol terbanyak selama piala dunia yaitu sebanyak 16 kali.
Karena kehebatannya, hampir saja anak saya yang pertama diberikan nama Miroslav Klose. Apalagi anak pertama kami lahir di RS Carolus, saat pertandingan sepakbola piala dunia sedang berlangsung.
Intinya, bagi saya pribadi, tanpa Jerman, piala dunia pasti kurang asik deh. Beda dukungan boleh kan?
Apalagi piala dunia tahun 2018 ini, Saya yakin bahwa Jerman akan tetap masuk final seperti tahun 2014 lalu. Bahkan pada pertandingan pendahulu, tidak akan sulit baginya menjadi juara dari Grup F. Tiga negara lainnya pada grup tersebut (Meksiko, Swedia dan Korsel) akan legowo mengakui kehebatan dan kemenangan Jerman.
Nah, kita tinggal menunggu waktu saja. Bagi yang sejalan dengan saya, yuk kita dukung Jerman dan mari menantikan kemenangan demi kemenangannya. Bagi yang tidak mau mendukung Jerman, tidak apa-apa.
Dukungan boleh beda, tapi yang tidak boleh beda kira-kira apa ya? "Jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda" ya! Mari siapkan stok Kacang Garuda yang setia menemani kita ketika menyaksikan tim kesayangan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H