Secara umum kerusakan padang lamun bisa terjadi akibat ulah manusia disamping karena kejadian alam seperti badai, tsunami dan gempa. Jika karena alam, tentu kita tidak bisa berbuat banyak. Tapi kalau karena ulah manusia, seperti peledakan bom, pembuangan limbah industri, pembuangan minyak, aktivitas reklamasi dan yang lainnya, seharusnya bisa dihindari atau diminimalkan.
Untuk itu, mari kita edukasi dan sosialisasikan tentang arti pentingnya lamun bagi masyarakat luas. Mari tunjukkan tanggung jawab kita akan keselamatan ekosistem laut dan keselamatan bumi kita.
Selain itu, kita pun harus mengerti tentang hewan yang satu ini. Dugong atau duyung. Ternyata dugong memiliki arti penting bagi kelangsungan lamun. Keberadaan dugong ternyata membuat lamun semakin subur dan sehat. Sebaliknya tanpa keberadaan lamun, dugong pun akan terganggu kehidupannya.
Jadi, bukan hanya pelestarian lamun yang penting. Penyelamatan dugong pun harus beriringan dengannya. Artinya penyelamatan dugong adalah penyelamatan lamun, sebaliknya penyelamatan lamun adalah penyelamatan dugong.
Sementara berbicara tentang tantangan dalam pelestarian dugong, hingga kini diantaranya persebaran dan jumlah populasi dugong yang belum diketahui, minimnya data dan informasi sebaran populasi dugong dengan tingkat ancamannya menyebabkan otoritas pengelola sulit untuk menentukan prioritas rencana aksi konservasi.
Bukan itu saja, minimnya pengetahuan masyarakat tentang dugong sebagai mamalia laut yang dilindungi berdasarkan PP no.7 tahun 1999. Terbukti masih ada saja orang yang memelihara dan menggemari makanan dugong. Sehingga aktivitas perburuan pun masih sering dilakukan, apalagi dengan nilai jualnya yang cukup tinggi.
Nah, untuk itu mari dukung pihak atau lembaga yang turut mengambil bagian dalam pelestarian dan penyelamatan dugong dan lamun.
Dugong Seagrass Conservation Project (DSCP) Indonesia adalah sebuah proyek yang peduli dengan konservasi dugong dan lamun.
DSCP sendiri sudah ada sejak 2016, suatu kerjasama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan WWF-Indonesia. Adapun kerjasama ini didukung oleh United Nation Environment Programme-Conservation Migratory Species (UNEP-CMS) Â yang bekerjasama dengan Mohamed bin Zayed Species Conservation Fund (MbZ).
DSCP Indonesia memiliki beberapa lokasi yang menjadi fokus kegiatannya, antara lain Bintan, Kepulauan Riau; Tolitoli, Sulawesi Tengah; Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah; dan Alor, Nusa Tenggara Timur.