Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dugong dan Lamun untuk Kehidupan Kita

1 Mei 2018   13:30 Diperbarui: 24 Mei 2018   15:52 2047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Screenshot dari instagram DSCP Indonesia

Sesungguhnya seluruh ciptaan Tuhan saling bergantung dan membutuhkan satu dengan yang lainnya. Dan manusia sebagai ciptaan tertinggi diberi mandat dan tanggung jawab untuk menjaga keberlanjutan sistem tersebut. Bukan sebaliknya, merusak dan hanya memanfaatkannya untuk kepentingan diri sendiri serta tujuan sesaat. Sebab kehidupan di muka bumi harus terus berlanjut dengan keseimbangannya demi kepentingan anak cucu kita. Itulah bentuk rasa syukur kita kepada Tuhan, Sang Pencipta.

Tahukah Anda? Bahwa dugong (duyung) dan lamun adalah salah satu jenis hewan dan tumbuhan yang hidupnya saling bergantung dan memiliki hubungan yang saling menguntuntungkan (simbiosis mutualisme).

Bahkan keberadaan dugong dan lamun, bukan hanya menguntungkan bagi keduanya. Tapi dapat menjamin keseimbangan ekologis bagi flora dan fauna yang berada di sekitar. Sementara bagi kita manusia, dugong dan lamun dapat menunjang kehidupan manusia baik secara langsung atau pun tidak langsung.

Seperti pada infografis berikut, bahwa lamun ternyata dapat menyimpan lebih dari dua kali jumlah CO2 atau sekitar 83.000 ton/km2 daripada yang disimpan oleh hutan di darat. Bisa Anda bayangkan sendiri, bagaimana peran lamun tersebut di alam ini.

Sumber : Screenshot dari instagram DSCP Indonesia
Sumber : Screenshot dari instagram DSCP Indonesia
Lamun atau yang kita kenal dalam bahasa asingnya "Seagrass" merupakan tumbuhan sejati yang tumbuh di dasar laut. Lamun atau tumbuhan air berbunga (spermatophyta) yang hidup dan tumbuh terbenam di lingkungan laut yang berada pada perairan hangat dengan dasar pasir tersebut, ternyata dapat melakukan detritus atau pelapukan daun Lamun yang dapat menjadi makanan utama bagi fauna laut.

Disamping itu, ekosistem lamun yang kita kenal dengan padang lamun merupakan tempat mencari makanan bagi ribuan biota laut. Maka bisa Anda bayangkan jika ekosistem tersebut rusak (dirusak) oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab, apa yang akan terjadi dengan ribuan biota laut tersebut. Bagaimana pula dampaknya terhadap lingkungan sekitar dan termasuk manusia.


Jadi, kalau bagi dugong sendiri, apa ya arti pentingnya lamun tersebut?

Padang lamun adalah tempat dugong bermain dan berinteraksi satu dengan yang lainnya. Padang lamun juga merupakan tempat mencari makan bagi dugong seperti daun dan rizoma lamun, terutama jenis pionir dari Halophida dan  Halodule.

Di Indonesia sendiri, padang lamun terdapat sekitar 1.507 km2. Dari padang lamun tersebut ternyata hanya terdapat sekitar 5% yang sehat. (LIPI, 2017).

Nah, ini seharusnya menjadi keprihatinan bagi kita semua. Untuk itu, kita semua harus sadar akan kenyataan ini. Dan sejatinya bisa berkontribusi sesuai kapasitas masing-masing.

Secara umum kerusakan padang lamun bisa terjadi akibat ulah manusia disamping karena kejadian alam seperti badai, tsunami dan gempa. Jika karena alam, tentu kita tidak bisa berbuat banyak. Tapi kalau karena ulah manusia, seperti peledakan bom, pembuangan limbah industri, pembuangan minyak, aktivitas reklamasi dan yang lainnya, seharusnya bisa dihindari atau diminimalkan.

Untuk itu, mari kita edukasi dan sosialisasikan tentang arti pentingnya lamun bagi masyarakat luas. Mari tunjukkan tanggung jawab kita akan keselamatan ekosistem laut dan keselamatan bumi kita.

Selain itu, kita pun harus mengerti tentang hewan yang satu ini. Dugong atau duyung. Ternyata dugong memiliki arti penting bagi kelangsungan lamun. Keberadaan dugong ternyata membuat lamun semakin subur dan sehat. Sebaliknya tanpa keberadaan lamun, dugong pun akan terganggu kehidupannya.

Jadi, bukan hanya pelestarian lamun yang penting. Penyelamatan dugong pun harus beriringan dengannya. Artinya penyelamatan dugong adalah penyelamatan lamun, sebaliknya penyelamatan lamun adalah penyelamatan dugong.

Sumber : fanspage DSCP Indonesia
Sumber : fanspage DSCP Indonesia
Sebagai informasi tambahan bagi pembaca, bahwa dugong tersebut merupakan 1 dari 35 jenis mamalia laut. Sementara hewan laut ini bisa berusia hingga 70 tahun dan mencapai panjang 3 meter serta berat 450 kg.

Sementara berbicara tentang tantangan dalam pelestarian dugong, hingga kini diantaranya persebaran dan jumlah populasi dugong yang belum diketahui, minimnya data dan informasi sebaran populasi dugong dengan tingkat ancamannya menyebabkan otoritas pengelola sulit untuk menentukan prioritas rencana aksi konservasi.

Bukan itu saja, minimnya pengetahuan masyarakat tentang dugong sebagai mamalia laut yang dilindungi berdasarkan PP no.7 tahun 1999. Terbukti masih ada saja orang yang memelihara dan menggemari makanan dugong. Sehingga aktivitas perburuan pun masih sering dilakukan, apalagi dengan nilai jualnya yang cukup tinggi.

Nah, untuk itu mari dukung pihak atau lembaga yang turut mengambil bagian dalam pelestarian dan penyelamatan dugong dan lamun.

Dugong Seagrass Conservation Project (DSCP) Indonesia adalah sebuah proyek yang peduli dengan konservasi dugong dan lamun.

DSCP sendiri sudah ada sejak 2016, suatu kerjasama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan WWF-Indonesia. Adapun kerjasama ini didukung oleh United Nation Environment Programme-Conservation Migratory Species (UNEP-CMS)  yang bekerjasama dengan Mohamed bin Zayed Species Conservation Fund (MbZ).

DSCP Indonesia memiliki beberapa lokasi yang menjadi fokus kegiatannya, antara lain Bintan, Kepulauan Riau; Tolitoli, Sulawesi Tengah; Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah; dan Alor, Nusa Tenggara Timur.

Terakhir, sebagai bentuk kepedulian kita. Mari kita menjadi agen-agen dalam masyarakat yang turut membangun kesadaran, berkontribusi sesuai kapasitaas masing-masing seperti berkontribusi melalui tulisan di blog, serta bisa melaporkan setiap aktivitas perburuan terhadap dugong atau perusakan lamun sebagai habitat dugong.

Yuk, selamatkan dugong dan lamun demi kehidupan kita.

#DuyungmeLamun

__________

Sumber Referensi

dscpindonesia || kompas.com || lipi.go.id || wwf.or.id 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun