Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Berinovasi Menyelamatkan Energi Masa Depan melalui Shell Eco-Marathon

29 April 2018   16:18 Diperbarui: 30 April 2018   04:58 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://www.flickr.com/photos/shell_eco-marathon/40924061614/

Sudah sejak lama kita "ternina bobo" dengan kelimpahan bahan bakar minyak. Hampir semua menggunakan sumber energi tersebut untuk menunjang kehidupan dan aktivitasnya. Mulai dari keperluan listrik rumah tangga, tempat perbelanjaan, hotel, perusahaan dan perkantoran setiap hari. Hingga bahan bakar mesin industri dan kendaraan yang lalu lalang di jalanan.

Tetapi sumber energi seperti bahan bakar minyak tersebut menjadi permasalahan global saat ini. Mengingat bahwa kebutuhan sumber energi yang masih tinggi, terutama yang masih di dominasi oleh sumber energi fosil. Sementara sumber energi fosil yang dimaksudkan kenyataannya semakin terbatas dan menipis cadangannya.

Sesungguhnya apa yang dapat dilakukan saat ini? Bahwa mengingat sumber energi fosil merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui. Inovasi! Satu kata yang tepat dilakukan. Tentu dengan semakin giat melakukan penelitian untuk mencari sumber energi yang terbarukan. Atau, mulai memikirkan cara-cara pengiritan terhadap bahan bakar minyak.

Shell yang telah memproduksi bahan bakar seperti minyak dan pelumas mesin yakni sejak 1970 memiliki keprihatinan dan peduli atas hal itu. Untuk itu, berbagai langkah telah dilakukan dalam mengatasi permasalahan krisis sumber energi fosil yang terjadi secara global tersebut. Diantaranya dengan memprakarsai sebuah ajang kompetisi Shell Eco-Marathon.


Tahun ini ajang kompetisi tersebut diselenggarakan di tiga benua yaitu Asia, Afrika dan Eropa. Untuk benua Asia sendiri diselenggarakan di Changi Exhibition Centre, Singapura, 8-11 Maret 2018 yang diikuti 120 tim dari 18 negara; 26 tim diantaranya berasal dari Indonesia. Tidak jauh berbeda dengan Shell Eco-Marathon Asia tahun yang lalu yang diikuti 123 tim dari 20 negara.

Shell Eco-Marathon yang diperuntukkan bagi mahasiswa ini, merupakan tantangan untuk menjadi solusi bagi krisis sumber energi fosil global tersebut, demi energi masa depan. Untuk itu para mahasiswa diajak merancang, membangun, dan menggerakkan kendaraan dengan energi paling hemat.

Adapun kompetisi Shell Eco-Marathon Asia 2018 terdiri atas tiga tipe sumber energi yakni tipe "Internal Combustion" atau pembakaran internal, "Batteray Electric" dan "Hydrogen" dengan menggunakan kendaraan kategori Prototype dan Urban Concept. Dimana kategori Prototype ini merupakan kendaraan dengan fitur futuristik dan sangat-aerodinamis. Kategori Urban Concept menampilkan kendaraan ekonomis dan inovatif yang menyerupai mobil biasa seperti yang ada di jalanan.

Sementara ajang ini menyelenggarakan dua cakupan kompetisi. Pertama, tantangan jarak tempuh tradisional, tim akan bersaing untuk melakukan perjalanan terjauh dengan jumlah energi paling sedikit. Kedua, "Drivers' World Championship - Regional Asia". Dimana tim harus menggabungkan efisiensi energi mobil mereka dengan kecepatannya.

Selanjutnya pemenang "Drivers World Championship -Regional Asia" akan berlomba dengan pemenang-pemenang dari wilayah Amerika dan Eropa dalam ajang Drivers World Championship Grand Final di London, Inggris, yang akan diselenggarakan pada 8 Juli mendatang, untuk mencari pengemudi terhandal yang paling efisien dalam berkendara.

Tim Indonesia Berjaya di Shell Eco-Marathon Asia 2018

Ajang kompetisi pun telah berakhir. Tim Indonesia akhirnya mampu mendominasi Shell Eco-Marathon Asia 2018. Khususnya di Kategori Urban Concept, ternyata tim Indonesia meraih prestasi yang sangat gemilang. Misalnya pada tipe "Internal Combustion Award", untuk lima peringkat teratas disapu bersih oleh tim dari Indonesia.

Tim Indonesia (sumber : www.shell.co.id)
Tim Indonesia (sumber : www.shell.co.id)
Berdasarkan urutannya, peringkat pertama direbut oleh TIM ITS 2 (314,5 km/l). Disusul oleh SEMAR URBAN UGM INDONESIA (266,7 km/l), GARUDA UNY ECO TEAM (214,7 km/l), Sadewa dari Universitas Indonesia (204 km/l), Bengawan Team 2 dari Universitas Sebelas Maret (169,8 km/l).

Screenshoot dari www.shell.com
Screenshoot dari www.shell.com
Sementara pada tipe "Batteray Electric Award", dari enam peringkat teratas diduduki oleh empat tim dari Indonesia. Diantaranya Nogogeni ITS Team 1 (125,1 km/kWh) sebagai peringkat kedua. Disusul oleh BUMI SILIWANGI TEAM 4 dari Universitas Pendidikan Indonesia (108,0 km/kWh), Apatte 62 Team dari Universitas Brawijaya (93,5 km/kWh) masing sebagai peringkat ketiga dan keempat. Sementara Nakoela dari Universitas Indonesia (88km/kWh) berada pada peringkat keenam.

Pada kategori Prototype dengan tipe "Batteray Electric" masih bisa meraih peringkat keempat dan kelima oleh Semar PROTO UGM INDONESIA (269,7 km/kWh) dan Batavia Generation Team dari Universitas Negeri Jakarta (256.0 mm/kWh).

Tim Semar Urban UGM (sumber : www.shell.co.id)
Tim Semar Urban UGM (sumber : www.shell.co.id)
Dan ini adalah prestasi yang spektakuler. Pada kategori Drivers' World Championship Asia, tiga tim Indonesia menyapu bersih gelar pengemudi tercepat dan hemat energi di Asia. Sebagai peringkat pertama jatuh kepada tim Semar Urban UGM. ITS Team 2 dan Garuda UNY ECO TEAM berada pada posisi runner up pertama dan kedua.

Screenshoot www.shell.com
Screenshoot www.shell.com
Dengan demikian, ketiga tim tersebut harus siap bersaing dengan tim-tim dari Amerika dan Eropa pada kompetisi adu cepat mobil hemat energi di Drivers' World Championship Final di London Juli mendatang.

Melihat prestasi yang demikian, selayaknya kita bisa tampil menjadi negara yang berinovasi dalam hal penyelamatan sumber energi masa depan. Untuk itu, para pelajar dan mahasiswa harus lebih giat mengembangkan diri dalam berkreasi dan berinovasi pada ajang-ajang internasional lainnya.

Dr.Himsar Ambarita (sumber : facebook Himsar Ambarita)
Dr.Himsar Ambarita (sumber : facebook Himsar Ambarita)
Senada halnya dengan apa yang disampaikan oleh Dr. Himsar Ambarita, seorang dosen yang pernah mengantarkan Tim Horas USU sebagai juara I kategori "Urban Concept" dengan tipe bahan bakar ethanol dan juara II tipe bahan bakar diesel pada ajang Shell Eco-Marathon Asia yang diselenggarakan 2014 di Manila. Melalui bincang singkat pagi ini (29/4/2018) mengatakan bahwa kemampuan merancang dan berinovasi adalah dua faktor sukses dalam ajang seperti ini.

Akhir kata saya ucapkan salam inovasi. Make the future.

Sumber Referensi: www.shell.com, www.shell.co.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun