Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengenal Sisi Lain Generasi Z

21 Desember 2017   01:44 Diperbarui: 21 Desember 2017   02:34 1293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisa saja mereka mirip dirimu, tetapi jangan pernah

Menuntut mereka jadi sepertimu.

Sebab kehidupan itu menuju kedepan, dan

Tidak tengelam di masa lampau.

Demikian sepenggal kutipan dari puisi "Aku Bukan Milikmu" yang ditulis oleh Kahlil Gibran.

Dalam kehidupan di masyarakat, kita kerap menemukan konflik antar generasi. Hal ini semata karena perbedaan cara pandang orangtua dan anak yang sangat berbeda.

Misalnya, orangtua mencoba mendidik dan mengajar anaknya berdasarkan pengalaman masa lalu, sementara seorang anak membutuhkan cara pendidikan dan pengajaran dengan cara kekinian, sesuai dengan pengalaman hidup yang sedang mereka hadapi.

Jujur, sebagai orangtua dan guru yang kesehariannya berhadapan dengan anak yang kekinian, terkadang membuat saya kewalahan.

Untuk itu, tentu saja harus lebih banyak belajar lagi untuk menyikapi perbedaan karakteristik antara generasi anak kekinian dan generasi terdahulu. Terutama mereka yang berasal dari Generasi Z atau mereka yang lahir sekitar tahun 1995 hingga 2005.

Anak-anak Generasi Z memang terlihat lebih aktif, independent, kreatif, sangat update dengan teknologi serta berani mengekspresikan dirinya.

Sebagai bukti nyata dari karakteristik dari Generasi Z tersebut, saya memiliki pengalaman bersama sekitar 600 guru lainnya yang berasal dari berbagai daerah di negeri ini.

Sebulan lalu tepatnya (9/11/2017), kami diajari oleh seorang anak perempuan berusia 12 tahun pada sebuah acara seminar 'Membangun Budaya Menulis' yang diadakan di Imperial Ballroom The Rich Hotel Yogjakarta.

Seminar Membangun Budaya Nulis, narasumber Rere yang masih berusia 12 tahun (dokpri)
Seminar Membangun Budaya Nulis, narasumber Rere yang masih berusia 12 tahun (dokpri)
Screenshot dari PPt Seminar yang dibawakan Rere.
Screenshot dari PPt Seminar yang dibawakan Rere.
Sekali lagi, anak yang berumur 12 tahun mengajari guru-guru yang berpendidikan S1 dan S2. Barangkali diantara peserta seminar juga ada yang sudah berpendidikan S3.

Bayangkan anak seumur itu ternyata sudah mampu melakukan presentasi dengan sangat baik, mampu menjelaskan materi dengan semenarik mungkin serta menjawab puluhan pertanyaan dari peserta seminar dengan mulus tanpa tersendat.

Untuk menghindari rasa penasaran dari pembaca, saya akan memperkenalkan nama anak tersebut. Namanya, Amarylisse Mc.Ganz atau yang sering dipanggil Rere.

Berbagai prestasi menulis tingkat nasional pun sudah sering diraihnya. Bukan itu saja, Rere juga sudah menulis sejumlah buku. Baik buku yang berupa antologi maupun buku tunggal.

Menariknya, Rere diusia mudanya ternyata sudah mendirikan rumah baca yang diberi nama Rumah Baca Mc.Ganz. Bahkan rumah baca yang didirikan Rere tersebut masuk pada peringkat 9 pada kategori yang paling kreatif-inovatif dari sekitar 1600 rumah baca yang terdaftar.

Bukan hanya itu prestasi dan aktivitasnya, Rere ternyata aktif memberikan pelatihan menulis untuk anak-anak setiap sore hari tanpa dipungut biaya sepeserpun alias gratis.

Pertanyaannya, masihkah kita meragukan kemampuan dan kreativitas Generasi Z tersebut? Atau tidak malukah kita orang yang lebih dewasa mendiskreditkan mereka dengan berkata "Hei kamu anak kecil, tahunya apa?"

Untuk itu, orangtua pun harus mulai belajar cara atau pendekatan yang efektif untuk membimbing dan mendidik anak yang berasal dari Generasi Z.

Senada halnya yang disampaikan oleh seorang pemudi yang sukses, yang berasal dari Generasi Z juga. Mungkin pembaca telah mengenal dekat nama yang satu ini, Prilly Latuconsina, seorang artis sinetron dan bintang iklan yang menjadi idola anak muda masa kini.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Prilly sempat menyampaikan dalam sebuah acara nangkring Kompasian - Kayu Putih Aroma (KPA) di Por Que No, Menteng, Jaksel (25/11/2017) bahwa untuk menghadapi anak masa kini, terutama yang berasal dari Generasi Z, harus melakukan cara-cara persuasif.

Bukan dengan kata-kata yang pedas atau dengan cara menghardiknya bila ada sesuatu yang salah. Atau melarang melakukan sesuatu tanpa ada alasan yang masuk akal.

Bagi anak masa kini memang dibutuhkan orangtua yang demokratis bukan yang otoriter. Disamping itu mampu menjadi sahabat bagi anak tersebut. Sehingga kreativitas anak tersebut pun bisa terdorong sehingga bisa tergali secara maksimal.

Sementara untuk urusan kehangatan pada tubuh anak, orangtua dari generasi dulu tidak perlu diragukan lagi. Sebab orangtua dari generasi dulu pasti tahu memberikan yang terbaik bagi kehangatan anak-anaknya yakni Kayu Putih Aroma (KPA).

Dalam hal itu, generasi terdahulu dan generasi terkini pun tidak akan berbeda pendapat, sebab produk Cap Lang tersebut sudah tidak asing lagi bagi sebuah keluarga. Produk Cap Lang telah menjadi tradisi dari generasi ke generasi.

Seperti pengakuan Prilly bahwa kebiasaan menggunakan produk Cap Lang di keluarganya telah menjadi tradisi. Dan pada akhirnya Prilly pun tetap mewarisi penggunaan produk tersebut dalam berbagai aktivitas dan mobilitasnya yang tinggi.

Menariknya, bahwa produk-produk Cap Lang tidak pernah berhenti untuk berkreasi dan berinovasi. Sehingga generasi terkini pun tidak akan merasa ketinggalan zaman jika menggunakannya. Mereka pun akan tetap bisa percaya diri menggunakan KPA tersebut. Disamping karena bisa menghangatkan, ternyata aromanya pun berbeda. Cocok dengan generasi kekinian.

Dari berbagai varian, salah satu yang bisa dijadikan pilihan generasi kekinian adalah KPA yang beraroma Lavender. Aroma Lavender tersebut tentu akan mampu memberikan efek yang menenangkan, baik bagi pengguna maupun yang ada di sekitar.

Uniknya, Lavender tersebut ternyata dapat memperlancar sirkulasi darah karena sifatnya membawa oksigen dan nutrisi yang cukup ke sel dalam kulit. Lavender dapat juga membuat kulit kita jadi lebih rileks dan mengurangi peradangan yang merupakan penyebab penuaan.

Sumber gambar : IG @temanhati_id
Sumber gambar : IG @temanhati_id
Nah bagi Generasi Z yang memiliki mobilitas yang tinggi, aroma Lavender bisa jadi pilihanmu sekarang juga. Buktikan kalau kamu kreatif sekreatif Cap Lang dengan varian KPA-nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun