Bisa saja mereka mirip dirimu, tetapi jangan pernah
Menuntut mereka jadi sepertimu.
Sebab kehidupan itu menuju kedepan, dan
Tidak tengelam di masa lampau.
Demikian sepenggal kutipan dari puisi "Aku Bukan Milikmu" yang ditulis oleh Kahlil Gibran.
Dalam kehidupan di masyarakat, kita kerap menemukan konflik antar generasi. Hal ini semata karena perbedaan cara pandang orangtua dan anak yang sangat berbeda.
Misalnya, orangtua mencoba mendidik dan mengajar anaknya berdasarkan pengalaman masa lalu, sementara seorang anak membutuhkan cara pendidikan dan pengajaran dengan cara kekinian, sesuai dengan pengalaman hidup yang sedang mereka hadapi.
Jujur, sebagai orangtua dan guru yang kesehariannya berhadapan dengan anak yang kekinian, terkadang membuat saya kewalahan.
Untuk itu, tentu saja harus lebih banyak belajar lagi untuk menyikapi perbedaan karakteristik antara generasi anak kekinian dan generasi terdahulu. Terutama mereka yang berasal dari Generasi Z atau mereka yang lahir sekitar tahun 1995 hingga 2005.
Anak-anak Generasi Z memang terlihat lebih aktif, independent, kreatif, sangat update dengan teknologi serta berani mengekspresikan dirinya.
Sebagai bukti nyata dari karakteristik dari Generasi Z tersebut, saya memiliki pengalaman bersama sekitar 600 guru lainnya yang berasal dari berbagai daerah di negeri ini.
Sebulan lalu tepatnya (9/11/2017), kami diajari oleh seorang anak perempuan berusia 12 tahun pada sebuah acara seminar 'Membangun Budaya Menulis' yang diadakan di Imperial Ballroom The Rich Hotel Yogjakarta.
Bayangkan anak seumur itu ternyata sudah mampu melakukan presentasi dengan sangat baik, mampu menjelaskan materi dengan semenarik mungkin serta menjawab puluhan pertanyaan dari peserta seminar dengan mulus tanpa tersendat.
Untuk menghindari rasa penasaran dari pembaca, saya akan memperkenalkan nama anak tersebut. Namanya, Amarylisse Mc.Ganz atau yang sering dipanggil Rere.
Berbagai prestasi menulis tingkat nasional pun sudah sering diraihnya. Bukan itu saja, Rere juga sudah menulis sejumlah buku. Baik buku yang berupa antologi maupun buku tunggal.
Menariknya, Rere diusia mudanya ternyata sudah mendirikan rumah baca yang diberi nama Rumah Baca Mc.Ganz. Bahkan rumah baca yang didirikan Rere tersebut masuk pada peringkat 9 pada kategori yang paling kreatif-inovatif dari sekitar 1600 rumah baca yang terdaftar.
Bukan hanya itu prestasi dan aktivitasnya, Rere ternyata aktif memberikan pelatihan menulis untuk anak-anak setiap sore hari tanpa dipungut biaya sepeserpun alias gratis.
Pertanyaannya, masihkah kita meragukan kemampuan dan kreativitas Generasi Z tersebut? Atau tidak malukah kita orang yang lebih dewasa mendiskreditkan mereka dengan berkata "Hei kamu anak kecil, tahunya apa?"
Untuk itu, orangtua pun harus mulai belajar cara atau pendekatan yang efektif untuk membimbing dan mendidik anak yang berasal dari Generasi Z.
Senada halnya yang disampaikan oleh seorang pemudi yang sukses, yang berasal dari Generasi Z juga. Mungkin pembaca telah mengenal dekat nama yang satu ini, Prilly Latuconsina, seorang artis sinetron dan bintang iklan yang menjadi idola anak muda masa kini.
Bukan dengan kata-kata yang pedas atau dengan cara menghardiknya bila ada sesuatu yang salah. Atau melarang melakukan sesuatu tanpa ada alasan yang masuk akal.
Bagi anak masa kini memang dibutuhkan orangtua yang demokratis bukan yang otoriter. Disamping itu mampu menjadi sahabat bagi anak tersebut. Sehingga kreativitas anak tersebut pun bisa terdorong sehingga bisa tergali secara maksimal.
Sementara untuk urusan kehangatan pada tubuh anak, orangtua dari generasi dulu tidak perlu diragukan lagi. Sebab orangtua dari generasi dulu pasti tahu memberikan yang terbaik bagi kehangatan anak-anaknya yakni Kayu Putih Aroma (KPA).
Dalam hal itu, generasi terdahulu dan generasi terkini pun tidak akan berbeda pendapat, sebab produk Cap Lang tersebut sudah tidak asing lagi bagi sebuah keluarga. Produk Cap Lang telah menjadi tradisi dari generasi ke generasi.
Seperti pengakuan Prilly bahwa kebiasaan menggunakan produk Cap Lang di keluarganya telah menjadi tradisi. Dan pada akhirnya Prilly pun tetap mewarisi penggunaan produk tersebut dalam berbagai aktivitas dan mobilitasnya yang tinggi.
Menariknya, bahwa produk-produk Cap Lang tidak pernah berhenti untuk berkreasi dan berinovasi. Sehingga generasi terkini pun tidak akan merasa ketinggalan zaman jika menggunakannya. Mereka pun akan tetap bisa percaya diri menggunakan KPA tersebut. Disamping karena bisa menghangatkan, ternyata aromanya pun berbeda. Cocok dengan generasi kekinian.
Dari berbagai varian, salah satu yang bisa dijadikan pilihan generasi kekinian adalah KPA yang beraroma Lavender. Aroma Lavender tersebut tentu akan mampu memberikan efek yang menenangkan, baik bagi pengguna maupun yang ada di sekitar.
Uniknya, Lavender tersebut ternyata dapat memperlancar sirkulasi darah karena sifatnya membawa oksigen dan nutrisi yang cukup ke sel dalam kulit. Lavender dapat juga membuat kulit kita jadi lebih rileks dan mengurangi peradangan yang merupakan penyebab penuaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H