Barangkali dengan berkomunikasi, beban pikiran atau masalah yang terjadi di kantor bisa lebih ringan, sehingga tidak perlu dibawa sampai ke rumah. Bukankah dengan mengeluarkan uneg-uneg, pikiran kita bisa lebih plonk?
Dengan berkomunikasi juga, barangkali pusing dengan kemacetan bisa teratasi karena keasikan ngobrol di atas transportasi publik.
Atau banyak hal yang lain bisa kita lakukan di atas transportasi publik yang dapat melibatkan orang lain. Ya! Lagi-lagi sebagai mahluk sosial. Itu saja.
Pada akhirnya kita berharap, ramah dan peduli dengan sesama, terutama di atas transportasi publik bisa tetap menjadi budaya kita. Tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Mari buka diri, berkomunikasi dan berbagi dengan sesama. Transportasi publik pun akan terlihat lebih humanis. Dan kita pun berani berkata " Siapa Bilang Penumpang Transportasi Publik di Jakarta Tidak Ramah dan Peduli?"
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H