Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Three Ends", Pelangi Bagi Perempuan dan Anak

6 Januari 2017   09:22 Diperbarui: 6 Januari 2017   09:59 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disamping itu, sinergi dari semua pihak, termasuk kelembagaan dalam masyarakat seperti UPRS, RW, RT, karang taruna, jumantik, dan lain sebagainya, tentu sangat perlu untuk mendukung setiap program-program yang dijalankan.

Sebagai narasumber ketiga Vitria Lazarini, Psikolog Yayasan Pulih. Menanggapi tentang penanggulangan kekeraan terhadap perempuan dan anak (korban) perlu penanganan khusus dan serius. Diawal pembicaraan Vitria mengatakan bahwa siapa pun bisa menjadi pelaku kekerasan, siapa pun bisa menjadi korban kekerasan.

Permasalahannya, selama ini bahwa penanganan korban kekerasan selama ini sering kurang efektif. Fokus utama perhatian adalah korban, sering keluarga korban tidak terperhatikan. Padahal keluarga korban adalah pihak yang sangat dengan korban yang tentu harus bisa menjadi pendamping utama korban. Disamping itu penanganannya pun sering fokus pada dampak yang segera, padahal permasalahan korban kekerasan sering bersifat jangka panjang.

Perlu diketahui bersama, bahwa korban kekerasan terkadang mempengaruhi seluruh aspek kehidupannya, mulai dari fisik, perasaan (emosi), pola pikir, perikaku, moral spiritual, dan hubungan sosialnya. Dengan demikian, pendekatan psikososial amat diperlukan. Jadi, seharusnya bukan hanya korban yang harus diintervensi, tetapi keluarga dan masyarakat korban juga sangat penting.

Disamping itu, pendampingan korban pun sangat diperlukan untuk membangun kepercayaan dirinya kembaliserta penyelesaian masalah sebaiknya berdasarkan kacamata si korban sebab masing-masing korban memiliki cara sendiri, bukan dengan cara pandang orang lain.

Vitria juga menambahkan, bahwa disamping korban, ternyata pelaku juga perlu mendapat penanganan khusus. Terkadang ada pelaku yang tidak sadar atas tindakannya, untuk itu layanan khusus atau rehabilitasi pun amat dibutuhkan untuk pelaku. Sehingga dimasa berikutnya pelaku tidak melakukan tindakan yang berulang.

Diakhir diskusi, narasumber sepakat bahwa tindakan pencegahan kekerasan jauh lebih murah. Dengan demikian diharapkan kesadaran masyarakat ke depan semakin meningkat, tentu peran Kompasianer sangat diperlukan untuk mengkampanyekannya melalui tulisan-tulisannya.

Akhir kata, mari kita akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan program Three Ends. Bahkan bersama-sama berkomitmen menjadikan program Three Ends sebagai pelangi yang indah bagi kaum perempuan dan anak, demi kemajuan masyarakat dan bangsa kita.

Salam

Facebook I Twitter

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun