Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tujuh Hari Bersama Perempuan

22 Desember 2015   08:52 Diperbarui: 22 Desember 2015   10:58 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baiklah, berbicara tentang sosok artmazing dalam hidupku adalah ibuku. Beliau telah mengandung selama sembilan bulan dengan penuh kasih, hingga pada akhirnya saya bisa lahir di dunia ini.

Tujuhbelas tahun saya habiskan hidup bersama. Mulai dari bayi hingga menyelesaikan SMA. Sentuhan seorang ibu dan tentunya dengan dukungan seorang bapak yang luar biasa juga, ternyata telah mampu menanamkan nilai-nilai hidup dan didikan untuk tetap berserah pada Tuhan dalam setiap waktu.

Usia kedelapanbelasku, saatnya seorang ibu memberikan kesempatan mandiri bagiku melalui kost di kota yang jauh dari rumahku. Masa-masa ini terasa betul bahwa kekuatan doa seorang ibulah yang selalu membuatku bisa berhasil dan sukses dalam menyelesaikan studi, merantau ke kota yang lebih jauh (Jakarta) hingga sampai berkeluarga.

Empatpuluh tahun kasih itu masih kukenang, bahkan dirasakan hingga saat ini. Semua karena kasih dan kemurahan Tuhan saya bisa terlahir dari ibu yang luarbiasa.

Malam ini saya bersyukur kepada Tuhan untuk ibuku yang memiliki umur panjang, bahkan dua hari lagi (19 Des) beliau akan merayakan ultah yang ke-68. Doaku semoga panjang umur, sehat selalu dan tetap menjadi ibu dan oppung yang luarbiasa bagi cucu-cucunya.

Day5

Memasuki hari kelima mencoba untuk tetap konsisten menulis. Malam ini diberi topik tentang peran perempuan.

Dari sejak semula manusia telah diciptakan sepasang manusia, laki-laki dan perempuan. Perempuan itu sendiri berperan sebagai penolong dan pendamping laki-laki untuk misi yang telah dipercayakan Tuhan kepada Adam dan Hawa.

Terlepas dari pelanggaran yang pernah terjadi, ketika hawa pernah merusak peran manifes dari perempuan tersebut, sampai sekarang perempuan tersebut masih memiliki peran penting yang tidak berubah hakikatnya. Baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Identitas yang telah tersemat semenjak semula kepada kaum hawa telah menjadi karakteristik yang membedakan antara laki-laki dan perempuan dalam perannya.

Perempuan dalam keluarga setidaknya menjadikan suasana keluarga yang berbeda. Ada nuansa kelembutan, kedamaian, dan keteladanan.

Tentu disaat perempuan itu sebagai anak, anggota keluarga telah diajarkan untuk sikap menghargai dan mengayomi si anak perempuan tersebut. Sehingga si anak perempuan tersebut mulai belajar dan menjalankan perannya sebagai perempuan yang kelak bisa menularkan sikap menghargai atas diri sendiri, sehingga perempuan tersebut tetap terhormat di mata yang lainnya, tetap mampu berperan dalam menularkan kelembutan dan kedamaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun