Kau “diangkat”
Kau dipindahstatuskan (istilah apapulak ini)
Kau “dinaikkan”
Kau menjadi sejarah di lembaga ini.
Fenomenal.
Unexpected.
Kau melesat seperti roket.
Kau mengaum seperti singa.
Kau merasakan kakimu tak lagi menyentuh bumi.
Kau seperti tengah menapak langit.
Selamat! Aku pribadi bersuka cita. Baju kita akan sama. Juga tugas dan tanggung jawab. Ruangan kita sama. Juga persoalan dan semua problema.
Tahun pertama kau menjadi “bagian dari kami” kau membuktikan kalau kau memang pantas untuk itu. Bahkan segalanya nampak begitu cepat. Tiba-tiba. Kau masih menjadi bayangan mimpi yang sulit dicerna hingga menjadi simpul percaya. Sekelilingmu tentu masih suka menggoda-goda. Ada rasa bangga, barangkali, sesearang yang selama ini “mendominasi” dan “menonjol” akhirnya bisa bersinergi melayarkan perahu menuju tepi.
***
Barangkali kau memang menyimpan bibit-bibit talenta yang tidak dalam satu masa mencuat semua. Perlahan-lahan, kau memainkan peran nyaris sempurna dalam setiap pagelaran. Orang-orang makin tak ragu menilai kualitas dirimu. Dan di mataku sendiri, kau bertransformasi menjadi rajawali setelah orang-orang memandangimu sebagai kupu-kupu. Aku dapat merasakan, ada ide-ide besar kau sampaikan. Ada karya nyata kau persembahkan. Kami, teman-temanmu yang “lebih dulu” berjalan, bahkan harus mengakui; ada banyak hal tertinggal, tak sebanding satu hal konkret yang kau lakukan.
Rasa-rasanya sepakat. Kau memang hebat.
Tahun kedua setelah kau “diangkat” dari bumi ke langit tingkat 1 (sejajar denganku, dengan teman-teman lain penggerak perahu). Kini kau bahkan sudah bertengger di langit tingkat 2. Meninggalkanku, meninggalkan kami. Kau “harus” bergabung dengan orang-orang “di atas” kami. Menjadi Dewan Utama. Punya andil besar menentukan nasib perjalanan. Hebat sekali, bukan? Seperti mukjizat. Cuma butuh setahun menjadi penjejak langit 1 untuk kemudian menjejak langit 2 (yang punya kuota empat orang saja)
Selamat. Aku pribadi turut bersuka cita. Kisahmu menjadi legenda. Pencapaianmu menjadi dongeng yang nyaris tak bisa dipercaya.
Kali ini, kau semakin terampil melakukan pementasan. Dengan status “atasan”, kau membuktikan banyak hal berwarna yang akhirnya menjadi kekuatan perahu kita bersamudera. Aku, teman-temanmu (yang kau tinggal), merasakan dengan utuh. Betapa banyak hal baru kau cetuskan. Banyak nuansa baru kau taburkan. Kreatifitasmu seperti tengah meluap-luap. Mengaliri hari-hari. Meninggalkan jejak yang amat berarti.
***
Sayangnya, kami, teman-teman yang kau tinggalkan ini, mulai merasakan hal yang sama. KEHILANGAN.
Kau menjadi berbeda. Sungguh berbeda. Kau menjadi asing di mataku, di mata teman-teman “di bawahmu”. Kau kini menjadi bintang, tapi tak selalu bisa menerangi karena adakalanya pagi mengusirmu pergi. Kami selalu bertanya-tanya. Kau berbeda karena tak sengaja berbeda atau tidak sadar telah BUTA? Kau sekarang terbang di atas kami, dan kami tidak pernah bisa mensejajari (apalagi terbang lebih tinggi)
Sayapmu berbeda, Kawan. Sayapmu kini megah dan penuh percaya diri, sekaligus amat mengendalikan.
Sementara sayap-sayap kami kecil, ringkih, dan tak terlalu menawan.