Dampak negatif perkembangan IT dan keterhubungan masyarakat yang semakin erat  terhadap perkembangan usaha bisnis start-up, sebagai berikut:
Pertama: Ketika semua perusahaan baik perusahan starup maupun yang telah lama mapan sama-sama memanfaatkan teknologi IT, maka sulit bagi perusahaan starup bersaing merebut konsumen dengan perusahaan besar yang telah lama maju. Semakin canggihnya kemajuan IT, maka semakin tingginya persaingan bisnis antar perusahaan.
Kedua: Kemajuan IT juga menjadi alat mematikan bisnis starup. Kemajuan IT yang ditandainya dengan tingkat keterhubungan masyarakat yang semakin erat, sangat gampang untuk melakukan sabotase atau mengaitkan sebuah perusahaan starup dengan hal-hal dapat merusak atau menghambat usaha perkembangan bisnis.
Ketiga: Sangat bergantung dengan ketersediaan listrik dan jaringan internet. Perusahaan yang bergerak berbasis teknologi canggih akan lumpuh total apabila terputusnya listrik dan internet.
Terkait situasi ini, bukan saja bisnis starup yang mengalami kendala, tetapi juga perusahaan mega yang telah beroperasi lama akan mengalami dampak buruknya.
Keempat: Untuk negara berkembang yang populasi penduduknya banyak, bisa tidak terserapnya tenaga kerja yang mengakibatkan bertambahnya pengangguran.
Hal ini dapat dicermati dengan berkembangnya perusahaan jasa CCTV yang bisa berkurangnya tenaga petugas keamanan.
Demikian juga dengan diberlakukannya sistem e-toll dapat mempersempit peluang kerja masyarakat yang sebelum ini bisa diserap sebagai penjaga loket di gerbang toll.
Kelima:Â Dengan mudahnya pemanfaatan IT, menyebabkan menjamurnya perusahaan starup serupa sehingga terjadi overlapping peran.
Ketika perusahaan melaksanakan strategi penurunan harga akibat tingginya persaingan. Perusahaan start-up bidang transportasi online yang banyak bermunculan selain Gojek, Grab, dan Uber.
Akibat persaingan yang sangat tajam berpotensi terjadinya konflik internal dan eksternal.