Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelajaran Berharga "Menjaga Syurga" di Dalam Rumah

25 April 2021   17:52 Diperbarui: 29 April 2021   17:41 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengabdian putra-putri guru saya kepada ibu mereka, saya jadi teringat kisah pengabdian seorang hamba yang hidup di zaman Nabi Muhammad SAW yang bernama Uwais al-Qarni. Pemuda ini hidup bersama ibunya yang tua dan sakit-sakitan.

Uwais seorang muslim yang fakir miskin  di sudut negeri Yaman, hidupnya bergantung dengan ihsan jiran tetangga. Tetapi namanya istimewa sampai ke telinga nabi Muhammad SAW, bahkan nabi mengirim salam untuknya lewat Sayyidina Umar bin Khattab dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib.

Nabi berpesan, sampaikan salam saya kepada Uwais al-Qarni dan jangan lupa minta doa kepadanya. Sayyidina Umar dan Sayyidina Ali berpikir, pastilah Uwais al Qarni seorang ulama besar. Ternyata Uwais hanyalah seorang pemuda miskin yang sehari-hari mengambil upah mengembala kambing milik saudagar kaya negeri Yaman. 

Ketika disampaikan salam nabi Muhammad kepada Uwais, dirinya menangis. Sayyidina Umar dan Sayyidina Ali bertanya, apakah kamu pernah berjumpa nabi? Uwais menjawab tidak pernah. Kedua khalifah tersebut heran mengapa nabi sampai menyalaminya, padahal belum pernah berjumpa dan Uwais bukalah ulama besar atau tokoh bangsawan Arab.

Ketika ditanya mengapa selama ini tidak datang ke Mekah atau Madinah supaya bisa bertemua nabi? Uwais menjawab, sungguh saya sangat merindui Rasulullah dan tidak dapat terbendung lagi, tetapi saya ada ibu yang sudah tua dan sakit-sakitan. Saya harus menjaga dan merawatnya dengan baik. Itulah alasan mengapa saya tidak bisa meninggalkan Yaman untuk berhaji ke Mekah dan bertemu Rasulullah.

Ternyata ini rahasia Uwais bin Qarni hingga namanya terukir di hati nabi Muhammad SAW dan nabi sampai mengirim salam serta meminta doa kepadanya karena berbakti dengan ikhlas kepada ibunya.

Berbakti kepada kedua ibu bapak merupakan perkara yang tidak ada tawar menawarnya. Tidak ada yang lebih berharga bagi seorang anak  selain dapat berbakti langsung kepada ibu bapak, karena mereka adalah Syurga di dalam rumah kita.[]

Semoga bermanaaf.

KL: 25042021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun