Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Oksidentalisme

7 Agustus 2020   11:59 Diperbarui: 8 Agustus 2020   15:26 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demikian juga Eduard Douwes Dekker, lelaki berdarah Belanda dengan nama pena Multatuli yang pernah mengguncang dunia lewat novelnya Max Havelaar (1860). Adapun fakta-fakta yang dipaparkan berpihak kepada Indonesia atau tidak, yang pasti kita dapat melihat bagaimana drama orientalime dan oksidentalisme berperan saat itu.

***

Apa yang ingin saya sampaikan bahwa dalam konteks oksidentalisme tidak perlu harus mengecilkan diri sebagai orang timur dan memandang barat lebih segala-galanya. Tidak juga menolak  segala yang berbau barat, karena oksidentalisme dapat diartikan sederhana tentang cara pandang ke barat sebagai objek. Jadi orientalisme objeknya adalah timur, tetapi oksidentalisme objeknya adalah barat.

Yang perlu ditumbuhkan dalam minda masyarakat adalah bagaimana bisa  mengakui dan menghargai barat serta belajar dari keberhasilan mereka menciptakan peradaban yang maju.[]

Sekadar berbagi.

KL: 07082020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun