Presiden RI ke-3 B.J. Habibie tutup usia. Sejak Rabu sore (11/9) seisi negeri berduka dan mulai hari Kamis (12/9) bendera setengah tiang dikibarkan sebagai penghormatan atas kepergian tokoh terbaik bangsa. Indonesia merasa kehilangan figur inspiratif yang tetap cemerlang hingga akhir hayatnya.
Ucapan takziah  dan pujian datang dari berbagai penjuru dunia. Rakyat Indonesia tahu persis kehebatannya dalam bidang teknologi pesawat terbang dan juga pemerintahan yang telah tampil sebagai poros tengah penetralisir suasana genting peralihan kekuasaan Orde Baru pimpinan Soeharto.
Dalam suasana keluarga berduka, masih ada orang-orang yang mencoba ungkit lembaran sejarah pahit jatuhnya Timor Timur 20 tahun silam. Kita ketahui bersama saat itu B.J. Habibie sedang menjabat sebagai kepala negara dan ditangannyalah keputusan itu berada, namun untuk saat ini jangan dulu menimbulkan hal-hal yang tidak enak demi menghargai perasaan keluarga dekat beliau.
Memang banyak pihak yang kecewa dan marah. Maklum sekitar 24 tahun konflik berdarah yang mengorbankan ratusan ribu nyawa dari kedua belah pihak itu lepas begitu saja dengan referendum yang didukungan PBB dan Australia.
Kini negara yang diberi nama Timor Leste itu telah merdeka. Mereka baru saja memperingati 20 tahun lepasnya dari Indonesia, tepat pada hari Jumat 30 Agustus 2019 yang lalu.Â
Tak semua hal bisa kita raih dan dapat kekal dalam genggaman kita. Takdir perjalanan bangsa sudah digariskan demikian. Kini tokoh bangsa yang dikagumi dunia itu telah pergi meninggalkan kita. Legasi yang ditinggalkan harus kita jaga demi kebaikan bangsa Indonesia.
Selamat jalan B.J. Habibie.
Selamat jalan pahlawan bangsa.
Semoga semua kebaikan diberi ganjaran pahala
Semoga mendapat tempat tebaik di sisi yang maha kuasa.
KL: 12092019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H