Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Begini Cara Agar Warisan Budaya Indonesia Dihargai di Malaysia

7 Oktober 2017   13:56 Diperbarui: 8 Oktober 2017   11:09 3226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa Malaysia peserta workshop musik angklung tampil di Malam Budaya Indonesia-Malaysia. Dok.Foto/Fandhyta-KBRI Kuala Lumpur.

Memberikan penjelasan tentang asal usul seni budaya Indonesia

Permasalahan yang sering terjadi antara Indonesia dan Malaysia karena minimnya komunikasi yang dibangun di tataran masyarakatnya. Adapun komunikasi dan koordinasi yang bagus terjadi di tingkat kepala negara, kabinet dan juga lembaga tinggi lainnya yang diaplikasikan melalui Konferensi Tingkat Tinggi (KTT), ministerial meeting, Senior Official Meeting (SOM) dan sebagainya sehingga apabila terjadi konflik dua negara, yang ribut terkesan di tataran bawa, sementara di tataran pemerintahan (bilateral) adem-adem saja.

Dalam dinamika hubungan Indonesia-Malaysia sebagai negara serumpun tidak terlepas dari faktor geografis yang berbatasan darat di wilayah Sabah dan Sarawak (Borneo) dan berbatasan laut untuk wilayah Semenanjung. Perkongsian teritorial darat dan laut, tentu juga akan menanggung masalah bersama karena tingginya intensitas interaksi masyarakatnya yang berbuah pada asimilasi budaya kedua negara.

Makanya selama ini sering kita dengar kedua negara ribut masalah tapal batas, klaim tarian, lagu, dan permainan rakyat. Masalahnya, ketika warga Indonesia eksodus ke Malaysia, mereka membawa adat budayanya masing-masing dan bahkan diamalkan dengan baik serta dikembangkan seiring berjalannya waktu kemudian diwarisi secara turun temurun hingga sekarang. Maka tak heran kalau bahasa dan kesenian di Indonesia juga berkembang di kalangan masyarakat Indonesia yang sudah lama bermigrasi ke Malaysia.

Kebudayaan dalam bentuk bahasa Jawa, pakaian, tarian dan permainan masyarakat Jawa seperti Reaog Ponoorogo yang disebut barongan, kuda lumping yang dipangging kuda kepang sering kita lihat  di Kampung Parit Ponorogo-Batu Pahat Johor, Kampung Jawa-Johor, Kampung Jawa-Melaka, Kampung Jawa-Selangor, Felda Kampung Soeharto-Selangor, Kampung Jawa Perak, Kampar-Perak, Kampung Jawa-Penang, Kampung Surabaya-Kuching Sarawak, dan komunitas Jawa di tempat-tempat lain. 

Selain itu, tradisi masyarakat Minangkabau sangat kental di Negeri Sembilan dimana dua raja pertama Negeri Sembilan diambil dari Pagaruyung Sumatera Barat. Di Malaysia juga ada Kampung Kerinci-Kuala Lumpur, Kampung Bugis-Kuantan Pahang, Kampung Aceh-Perak, dan banyak lagi yang berkaitan dengan kelompok masyarakat Indonesia di Malaysia.

Konsep sederhana masyarakat dan kebudayaannya

Kebudayaan itu adalah milik masyarakatnya karena salah satu syarat sebuah masyarakat itu terbentuk apabila adanya intereksi antar masyarakat dan melahirkan kebudayaan yang diamalkan secara bersama-sama.

Menyadari hal tersebut, Atase Pendikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur telah menggelar kelas pelatihan (workshop) seni dan budaya Indonesia bagi mahasiwa dan siswa warga negara Malaysia secara gratis. Workshop yang merupakan bagian dari program Rumah Budaya Indonesia (RBI) yang sejak tahun 2016 giat melakukan road show ke berbagai negeri di Malaysia untuk memperkenalkan seni budaya Indonesia ke generasi muda di sekolah-sekolah Malaysia supaya mereka benar-benar mengetahui asal usul seni budaya yang selama ini juga berkembang di Malaysia.

Siswa Malaysia peserta workshop musik angklung tampil di Malam Budaya Indonesia-Malaysia. Dok.Foto/Fandhyta-KBRI Kuala Lumpur.
Siswa Malaysia peserta workshop musik angklung tampil di Malam Budaya Indonesia-Malaysia. Dok.Foto/Fandhyta-KBRI Kuala Lumpur.
Hadir pada menyaksikan Malam Budaya Indonesia-Malaysia adalah Duta Besar RI untuk Malaysia Rusdi Kirana dan Wakil Duta Besar Andreano Erwin, Sekjen Majlis Profesor Negara Malaysia Prof. Kamaruddin M. Said, para diplomat Indonesia di Malaysia, Kepala Sekolah Indonesia H. Agustinus Suharto, guru dan siswa SIKL, para pejabat tinggi Malaysia dari Jabatan Pendidikan Putrajaya, Wisma Putra, utusan khusus DBKL, serta guru dan siswa dari beberapa sekolah menengah Malaysia dan masyarakat Malaysia.

Malam Budaya pada Peringatan HUT 60 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Malaysia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun