Memberikan penjelasan tentang asal usul seni budaya Indonesia
Permasalahan yang sering terjadi antara Indonesia dan Malaysia karena minimnya komunikasi yang dibangun di tataran masyarakatnya. Adapun komunikasi dan koordinasi yang bagus terjadi di tingkat kepala negara, kabinet dan juga lembaga tinggi lainnya yang diaplikasikan melalui Konferensi Tingkat Tinggi (KTT), ministerial meeting, Senior Official Meeting (SOM) dan sebagainya sehingga apabila terjadi konflik dua negara, yang ribut terkesan di tataran bawa, sementara di tataran pemerintahan (bilateral) adem-adem saja.
Dalam dinamika hubungan Indonesia-Malaysia sebagai negara serumpun tidak terlepas dari faktor geografis yang berbatasan darat di wilayah Sabah dan Sarawak (Borneo) dan berbatasan laut untuk wilayah Semenanjung. Perkongsian teritorial darat dan laut, tentu juga akan menanggung masalah bersama karena tingginya intensitas interaksi masyarakatnya yang berbuah pada asimilasi budaya kedua negara.
Makanya selama ini sering kita dengar kedua negara ribut masalah tapal batas, klaim tarian, lagu, dan permainan rakyat. Masalahnya, ketika warga Indonesia eksodus ke Malaysia, mereka membawa adat budayanya masing-masing dan bahkan diamalkan dengan baik serta dikembangkan seiring berjalannya waktu kemudian diwarisi secara turun temurun hingga sekarang. Maka tak heran kalau bahasa dan kesenian di Indonesia juga berkembang di kalangan masyarakat Indonesia yang sudah lama bermigrasi ke Malaysia.
Kebudayaan dalam bentuk bahasa Jawa, pakaian, tarian dan permainan masyarakat Jawa seperti Reaog Ponoorogo yang disebut barongan, kuda lumping yang dipangging kuda kepang sering kita lihat  di Kampung Parit Ponorogo-Batu Pahat Johor, Kampung Jawa-Johor, Kampung Jawa-Melaka, Kampung Jawa-Selangor, Felda Kampung Soeharto-Selangor, Kampung Jawa Perak, Kampar-Perak, Kampung Jawa-Penang, Kampung Surabaya-Kuching Sarawak, dan komunitas Jawa di tempat-tempat lain.Â
Selain itu, tradisi masyarakat Minangkabau sangat kental di Negeri Sembilan dimana dua raja pertama Negeri Sembilan diambil dari Pagaruyung Sumatera Barat. Di Malaysia juga ada Kampung Kerinci-Kuala Lumpur, Kampung Bugis-Kuantan Pahang, Kampung Aceh-Perak, dan banyak lagi yang berkaitan dengan kelompok masyarakat Indonesia di Malaysia.
Konsep sederhana masyarakat dan kebudayaannya
Kebudayaan itu adalah milik masyarakatnya karena salah satu syarat sebuah masyarakat itu terbentuk apabila adanya intereksi antar masyarakat dan melahirkan kebudayaan yang diamalkan secara bersama-sama.
Menyadari hal tersebut, Atase Pendikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur telah menggelar kelas pelatihan (workshop) seni dan budaya Indonesia bagi mahasiwa dan siswa warga negara Malaysia secara gratis. Workshop yang merupakan bagian dari program Rumah Budaya Indonesia (RBI) yang sejak tahun 2016 giat melakukan road show ke berbagai negeri di Malaysia untuk memperkenalkan seni budaya Indonesia ke generasi muda di sekolah-sekolah Malaysia supaya mereka benar-benar mengetahui asal usul seni budaya yang selama ini juga berkembang di Malaysia.
Malam Budaya pada Peringatan HUT 60 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Malaysia