Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Karen Armstrong dan Konsep Welas Asih

19 Juni 2017   09:32 Diperbarui: 23 Juli 2017   05:52 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Charterforcompassion.com

Ketujuh, How little we know.Seberapa sedikit kita tahu tentang diri kita, tentang orang lain, dan segalanya sehingga kita bisa bertindak sesuai pengetahuan dan keyakinan.

Kedelapan,How should we speak to one another?Seberapa perlu kita berbicara kepada orang lain?

Kesembilan,Concern every body.Peduli kepada setiap orang di sekitar kita sangat penting supaya manusia bisa berbuat dengan rasa empati.

Kesepuluh, Knowledge. Ilmu pengetahuan.Dalam beraga dan apapun harus dibarengi dengan ilmu pengetahuan yang cukup supaya apa yang dilakukan sesuai dengan ketetapan yang ada.

Kesebelas, Recognition.Pengakuan akan diri sendiri dan orang lain merupakan kunci terciptanya compassion karena anyak orang yang hanya mengakui akan dirinya tetapi sulit mengakui eksistensi orang lain.

Keduabelas, Love your enemies. Mencintai musuh mungkin cukup berat bagi siapapun. Tetapi tentu harus dicoba dengan segala pengertian tentang equality.

Peraih penghargaan TED Prize pada tahun 2008 ini telah menulis beragam buku terkait masalah sosial keagamaan yang sangat konsen dengan konsep Compassion atau welas asih.

Menurut saya, konsep tersebut bukanlah hal baru di Indonesia, nenek moyang bangsa Indonesia sudah sejak dahulu kala mengajarkan konsep kasih sayang dengan berbagai cara. Bahkan slogan Bhinneka Tunggal Ika, tradisi gotong royong, silturrahmi, sedekah dan sebagainya merupakan konsep hidup yang berskala besar dalam membangun masyarakat madani yakni masyarakat yang mengakui dan menghormati perbedaan, masyarakat yang mentaati nilai dan norma, menjunjung tinggi demokrasi dan hak asasi manusia. Dalam Islam dikenal konsep masyarakat yang aman dan damai yang dalam istilahnya baldatun toyyibatun warobbun ghofuur.(*)

Sekadar berbagi untuk kemaslahatan bersama.

Sepang:20062017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun