Sementara itu, Nurul pun sudah resah menunggu kedatangan Dani di rumahnya. Sudah sejak pukul 07.50 Nurul bersiap dan berdandan cukup cantik demi menyambut teman barunya dari Indonesia. Sampai pukul 08.30 malam Dani belum datang juga. Orang tuanya pun tampaknya sudah agak gusar dengan lambatnya kedatangan Dani. Nurul mulai kecewa karena dia telah mempersiapkan kedatangan Dani dengan sangat sebaik-baiknya.
“Mungkinkah Dani membohongi saya?”, gumam Nurul pada dirinya sendiri.
Karena Dani tak kunjung muncul akhirnya Nurul mencoba menghubungi Dani.
“Hai Dani…apa pasal awak tak datang? Kami sudah menunggu awak datang ni”, tanya Nurul dengan nada agak tinggi.
“Kan kamu bilang mau jemput saya jam 08.00. Saya sudah tunggu kamu dari jam 07.30, tapi kamu tak jemput-jemput. Saya pikir kamu memang tak kan jemput saya. Kenapa kamu tak jadi jemput saya?” tanya Dani keheranan.
“Lho...maksud awak apa?..Saya justru mau tanya awak, kenapa awak tak datang penuhi jemputan kami?”, ujar Nurul dengan nada makin tinggi.
Ternyata keduanya miskomunikasi. Nurul bermaksud ‘mengundang” Dani untuk makan malam. ‘Mengundang’ dalam bahasa Malaysia adalah ‘menjemput’. Sementara Dani mengartikan kata ‘jemput’ dengan ‘datang mengambil/mengantar ke suatu tempat tertentu’.
**
“Ini baru jemput yang betul” ,kata Dani ketika menaiki sedan Proton Wira metallic milik Nurul ketika Nurul menjemput ke rumahnya beberapa menit kemudian.
“Makanya nanti tanya dulu ketika ada kata-kata yang awak tak faham. Jangan main angguk –angguk saja”, ujar Nurul sambil tertawa dan langsung tancap gas menuju rumahnya.
Walaupun terlambat, makan malam akhirnya tetapb berjalan sesuai rencana. Usai makan malam, Nurul kembali mengantar Dani pulang. Sesampainya di rumah, tak lupa Dani mengucapkan terima kasih karena telah diterima dan dilayani dengan baik oleh keluarga Nurul.