Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ada Rumah "Kelamin" di Malaysia

23 Mei 2017   11:32 Diperbarui: 24 Mei 2017   15:20 1851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali kepada inti permasalahan, setelah kuperiksa kata “kelamin” dalam kamus yang baru kubeli, ternyata kata itu di Malaysia menunjukkan arti ganda yaitu “keluarga” dan bisa juga diartikan “jenis kelamin”. Sementara di Indonesia, kata kelamin hanya merujuk maksud jenis kelamin.

Setelah itu, saat berjalan-jalan, baik di kota maupun di perkampungan sering kutemui perkataan kelamin baik dalam bentuk tulisan maupun sapaan. Banyak juga pamphlet berbunyi “Rumah ini hanya disewakan kepada mereka yang sudah berkelamin”.

Suatu hari aku diajak mudik oleh Zamri ke rumahnya di Triyang, Temerloh, Pahang. Mengendarai sepeda motor selama tiga jam cukup melelahkan. Kedatangan kami disambut girang oleh keluarganya, aku sendiri dilayan dengan penuh rasa kekeluargaan. Saat mengobrol santai di ruang makan sambil menikmati teh manis dan singkong goreng, Ibunya Zamri nyeletuk dengan pertanyaan, “Awak sudah berkelamin ke?” tanyanya sambil tersenyum.

Mendengar pertanyaan itu, saya ikut tersenyum tapi tidak menjawab. Aku sudah tidak heran lagi karena mengerti maksud pertanyaan itu. Zamri menegah ibunya kalau kata itu kurang pas bagi orang Indonesia walaupun di Malaysia artinya baik yaitu berkeluarga.

Demikian cerita perbedaan memaknai kata dalam dialek masyarakat rumpun Melayu Indonesia-Malaysia yang pernah kutulis pada Desember tahun 1999 dan menghiasi rubrik bahasa di Buletin KJRI Johor Bahru pada tahun 2007 silam. Kini setelah tujuh tahun berlalu, kucoba tulis kembali dengan pemaparan yang lebih sederhana. Semoga bermanfaat dan berkenan.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun