Ketika kubuka mataku, aku menemukan diriku berada dalam terang cahaya yang menyilaukan. Kulihat seorang wanita terkulai, seorang berpakaian putih, yang tak kukenali, berdiri memegang tubuhku, dan beberapa orang lagi, yang juga belum kukenal, menyaksikanku dengan senyuman. Aku sontak menangis ketika tak kulihat saudaraku di antara mereka.
Tangisku makin meninggi manakala kulihat saudaraku keluar belakangan dalam keadaan diam, hanya segumpal daging tanpa nyawa. Kau benar, saudaraku, pusaran air danau itu telah memisahkan kita. Dan aku benar-benar menangis sejadinya.
Namun kesedihanku tak berlangsung lama. Sekali lagi, kau benar, saudaraku, aku menemukan dunia baru. Dunia penuh warna dan cahaya. Warna dan cahaya. Oh, lihatlah, warna dan cahaya itu berpendaran mengajakku bermain. Aku mengejarnya semauku, sesukaku. Kau benar, saudaraku, dunia ini sungguh mengasyikkan.
***
@thriologi
Bintaro, 19 Mei 2018
Ditulis di kedai LakukopiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H