Mohon tunggu...
info harian
info harian Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

jangan lupa bahagia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Isu-isu Penting Perkembangan Manusia dalam Psikologi

22 September 2023   21:05 Diperbarui: 22 September 2023   21:16 2593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Pengertian isu-isu penting dalam pekembangan psikologi

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, isu diartikan sebagai masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi. Kemudian definisi perkembangan (development) adalah pola perubahan biologis, kongnitif, dan sosioemosional yang dimiliki dari masa pembuahan dan berlanjut sepanjanh rentang kehidupan( Santrock (2011). Kemudan definisi perkembangan menurut Slavin (2002) mengemukakan bahwa perkembangan sebagai suatu cara manusia untuk tumbuh,beradaptasi dan berubah disepanjang hidupnya, melalui perkembangan fisik, kepribadian, sosioemosional, kognitif dan bahasa. Sebagian besar perkembangan melibatkan pertumbuhan, meskipun pada akhirnya perkembangan juga melibatkan penurunan fungsi (kematian).

Dengan demikian berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat di simpulkan bahwa isu isu perkembangan adalah masalh-masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi yang berarti dalam perkembangan. Dalam perkembangan, isu merupakan permasalahan penting yang dikedepankan dalam pembahasan perkembangan individu. Berikut ini ada 6 macam Isu-isu perkembangan diantaranya :

B. Macam-macam Isu-Isu Perkembangan 

1. Sifat Dasar Manusia

Selama ini tentunya semua manusia telang mengenal beragam sifat dasar seseorang seperti pemarah, penyabar,penakut,baik, egois ,dsb.yang tentunya masih banyak lagi sifat -sifat seseorang yang ada dalam pandangan atau pikiran. Namun dari sekian banyak sifat yang dimilikin seseorang ternyata ada beberapa sifat inti yang menjadi dasarnya. Terdapat 3 pandangan dasar yang relevan tentang sifat dasar manusia dalam perkembangan, yaitu :

a. Pandangan mekanistik

Suatu pandangan yang beranggapan bahwa semua benda di dunia, termasuk organisme hidup dapat dipahami dengan baik sebagai mesin. Dengan kata lain, dunia dianggap seperti mesin yang tersusun dari bagian-bagian yang beroperasi dalam ruang dan waktu. Menurut pandangan ini, manusia dikatakan sebagai robot yang pasif, yang digerakkan oleh daya yang berasal dari luar dirinya. Perkembangan manusia dipandang sebagai kegiatan yang disebabkan oleh daya dan kejadian pada lingkungannya. Lingkungan hidup manusia adalah lingkungan yang ada di sekelilingnya dan yang mempunyai arti untuk kepentingan hidupnya. Ahli teori mekanistik melihat perkembangan bersifat terus menerus, seperti berjalan atau merangkak naik ke sebuah lereng.

b. Pandangan organismik, 

Pandangan yang menganggap bahwa manusia merupakan suatu keseluruhan (gestalt), yang lebih daripada hanya penjumlahan dari bagian-bagiannya. Dalam pandangan ini, dunia dilihat sebagai sistem yang hidup, seperti tumbuhan dan hewan. Dengan demikian, pandangan ini lebih menekankan bahwa keseluruhan lebih berarti dari pada bagian-bagian, hubungan antar bagian, dan bagaimana keseluruhan tersebut memberi arti pada bagian-bagiannya. Dalam bidang psikologi misalnya, persepsi visual tidak dapat dipahami hanya dengan melihat proses pada retina, serabut saraf optik, area visual dari corteks, dan seterusnya, melainkan keseluruhan harus dipertimbangkan, termasuk sistem perseptual lain dan fungsi-fungsi kognitif yang lebih tinggi.

c. Pandangan kontekstual

Pandangan yang mengungkapkan bahwa perilaku mempunyai arti hanya dalam kaitannya dengan konteks sosial-historikal. Menurut pandangan ini, perkembangan manusia dibangun atas interaksi kontinu antara semua unsur yang ada di dunia. 

Artinya, untuk memahami perkembangan manusia secara utuh seseorang tidak hanya dapat memperhatikan gejala-gejala fisik bagian dalam (seperti atom-atom dan molekul-molekul, atau urat-urat daging dan organ-organ), atau gejala psikis (seperti fungsi-fungsi psikologisnya), melainkan juga harus mempertimbangkan gejala-gejala yang ada di luar fisik ( seperti cuaca dan polusi lingkungan), serta peristiwa-peristiwa kebudayaan dan historis. Singkatnya, menurut pandangan ini manusia hanya dapat dipahami dalam konteksnya. Manusia tidak independen, melainkan merupakan bagian dari lingkungannya. 

2. Isu nature dan nurture

Nature dan nuture menjadi isu dasar yang menjadi perdebatan sengit dalam psikologi perkembangan. Nature (alam, sigfat dasar)' dapat diartikan sebagai sifat khas seseorang yang dibawa sejak kecil atau yang diwariskan sebagai sifat pembawaan . sedangkan nuture ( pemeliharaan, penguashaan ) dapat diartikan sebagai faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi individu sejak masa pembuahan sampai selanjutnya ( Chaplin,2002). Isu ini melibatkan perbedaan tentang apakah perkembangan sangat dipengaruhi oleh nature atau nuture (Bjorklund ,2006;Shiraev & Levy,2007, dalam Santrock,2011). 

Nature merujuk pada warisan biologis suatu organisme, nuture merujuk pada pengalaman lingkungannya. Saat ini, psikologi Pendidikan(Berk,2003;Berlz,Bee & Boy,2003.dkk) sebagian besar mempercayai bahwa nature dan nuture bergabung untuk memepengaruhi perkembangan,dimana faktor biologis memainkan peran yang kuat dalam beberapa aspek, seperti perkembangan fisik dan faktor lingkungan memainkan peran yang lebih kuat pada orang lain,serta perkembangan moral. Interaksi saling mempengaruhi antara nature dan nurture meliputi dasar-dasar sebagai berikut :

a. Nature dan nurture menjadi sumber timbulnya setiap perkembangan tingkah laku.

b. Nature dan nurture tidak bisa berfungsi secara terpisah satu sama lain, tetapi harus selalu saling berinteraksi dalam memberikan kontribusinya.

c. Interaksi dapat dikonseptualisasi sebagai suatu bentuk dari interelasi yang majemuk, yaitu suatu hubungan yang terjadi mempengaruhi hubungan-hubungan lain yang akan terjadi.

Filsuf Inggris, John Locke menyatakan bahwa anak muda adalah sebagai tabula rasa (suatu keadaan kosong). Sebaliknya, filsuf Perancis, Jean Jacques Rousseau, anak dilahirkan sebagai "orang liar yang mulia" yang berkembang sesuai kecenderungan alami positif mereka sendiri, jika tidak dirusak oleh lingkungan. Kita tahu bahwa kedua pandangan tersebut terlalu sederhana. anak memiliki pandangan internal tentang suatu kebutuhan yang mempengaruhi perkembangan, tetapi anak-anak juga adalah makhluk sosial yang tidak dapat berkembang secara optimal dalam sebuah isolasi (Diane Papalia, 2012:25).

*Contoh kasus nature dan nuture

Secara umum bayi memberikan reaksi dan menunjukkan aktivitas berbahasa terhadap lingkungan sisekitarnya meskipun ia tidak menyadari aktivitas tersebut. Ia mencoba mengeluarkan sejumlah potensi berupa bunyi bahas atau kata dan secara teratur bayi tersebut melakukan pengulangan

3. Isu Kontinuitas dan Diskontinuitas

Perkembangan alam kontinuitas (berkesinambungan) maksudnya bahwa perkembangan itu belangsung secara bertahap dan terus menerus sejak anak masih dalam kandungan sampai anak mencapai kematangan. Apa yang terjadi pada suatu tahap, maka akan mempengaruhi tahap berikutnya. Sebagai contoh, pada waktu anak kelas 1 SD pelajaran yang ia dapatkan juga akan mempengaruhi pelajaran yang dikelas 2 SD juga, pelajaran yang didapat dikelas 2 juga akan mempengaruhi pelajaran di kelas 3SD, begitu seterusnya sampai akhir si anak tersebut memperoleh pendidikan.

Contoh yang lainnya yaitu dalam hal perkembangan bahasa. Ketika masih bayi, seseorang hanya bisa mengucapkan beberapa suku kata saja, namun bertambahnya usia perkembangan bahasa yang ia kembangkan dan terus bertambah sampai beribu - ribu kata. Perkembangan bahasa ini merupakan hasil dari pengalaman- pengalaman sebelumnya, sehingga menghasilkan kemampuan dan perilaku yang lebih kompleks dan lebih sempurna.

Selanjutnya yaitu perkembangan alam diskontinuitas atau tidak berkesinambungan. Perkembangan diskontinuitas ini merupakan proses perkembangan yang melibatkan proses - proses berbeda secara kualitatif. Perubahan - perubahan seseorang terjadi secara tiba - tiba dari suatu tahap ke tahap berikutnya. Jadi, memang sangat berbeda dengan perkembangan kontinuitas yang tahapannya saling mempengaruhi. Sebagai contoh perkembangan yang bersifat diskontinuitas yaitu tahap - tahap perkembangan cara berpikir anak. Perkembangan ini tidak menggambarkan adanya perubahan pada tahap sebelumnya, melainkan kualitatif tetapi bukan hanya dari pengalaman - pengalaman sebelumnya. 

Mereka yang menyatakan sinambung berpendapat bahwa perkembangan itu terjadi secara bertahap dan saling berhubungan satu dengan yang lainya. Seperti contoh anak yang mendapatkan tambahan ilmu dari lingkungan maka sikapnya akan berubah. Dengan demikian satu proses akan mempengaruhi proses yang lain. Sedangkan mereka yang setuju dengan diskontinuitas atau tidak sinambung beranggapan bahwa perkembangan itu diarahkan oleh faktor faktor biologis internal. Jadi perkembangan itu melalui proses yang berbeda antara proses satu dengan yang lainya. Para ahli yang menyatakan bahwa beberapa aspek yang muncul secara independen dari apa yang sudah muncul sebelumnya dan tidak bisa diprediksikan dari perilaku-perilaku sebelumnya

4. Isu Esensi Perkembangan

Dalam hal ini terdapat beberapa unit analisis tentang apa yang berkembang, di antaranya struktur kognitif, struktur psikis, strategi proses informasi, penentuan pola tindakan, eksplorasi persepsi, dan perangkat kejiwaan. Pandangan mengenai esensi perkembangan ini tergantung pada asumsi teoritis dan metode penelitian dalam beberapa dimensi (Patricia Miller, 2011:24-25) sebagai berikut : 

a. Level analisis dari molekular (lebih spesifik) ke molar (lebih luas).

b. Penekanan pada struktur (organisasi perilaku, pemikiran dan kepribadian) atau pada proses (dinamika, fungsi aspek dari sistem).

c. Isi pembahasan yang dianggap penting (misalnya kepribadian atau kognisi).

d. Penekanan pada perilaku yang tampak atau pada pemikiran atau kepribadian yang bersifat terselubung.

e. Metodologi yang dipergunakan untuk meneliti perkembangan.

5. Isu Stabilitas dan Perubahan

Banyak ahli perkembangan yang memusatkan stabilitas dalam perkembangan berpendapat bahwa stabilitas disebabkan oleh faktor keturunan dan mungkin juga pengalaman awal dalam kehidupan. Sebagai contoh, banyak ahli yang berpendapat bahwa ketika seorang individu memiliki sifat pemalu sepanjang hidupnya, stabilitas berkaitan dengan faktor keturunan dan mungkin juga pengalaman-pengalaman awal ketika bayi atau anak kecil tersebut dihadapkan pada tekanan yang cukup berarti ketika berinteraksi dengan orang lain. Para ahli perkembangan yang menekankan perubahan, memiliki pandangan yang lebih optimis dan berpendapat bahwa pengalaman di masa selanjutnya dapat menyebabkan perubahan. 

Dalam perspektif masa hidup, konsep plastisitas yaitu potensi untuk berubah, akan berlangsung terus sepanjang masa hidup. Para ahli menyatakan bahwa seiring dengan meningkatnya usia, maka individu di masa dewasa akhir sering kali memperlihatkan kapasitas yang lebih sedikit untuk berubah atau mempelajari hal-hal baru, dibandingkan dengan orang dewasa yang lebih muda. Meskipun demikian, terdapat banyak orang dewasa akhir yang terus dapat melatih dengan baik hal-hal yang pernah dipelajari di usia muda.

Peran-peran dari pengalaman masa awal dan masa selanjutnya ini merupakan suatu aspek dari isu stabilitas-perubahan yang telah diperdebatkan sejak lama. Beberapa ahli berpendapat, apabila seorang bayi tidak memperoleh pengasuhan yang hangat dan penuh perhatian di sekitar tahun pertamanya maka perkembangannya tidak akan optimal. Para ahli yang menekankan peranan pengalaman di masa selanjutnya berpendapat bahwa anak-anak dapat dibentuk seiring dengan perkembangannya dan pentingnya kepekaan pengasuhan di masa selanjutnya sama pentingnya dengan kepekaan pengasuhan di masa awal kehidupan mereka.

6. Isu Pengalaman dini dan lanjut

Masalah pengalaman dini-lanjut memusatkan studi pada tingkat di mana pengalaman masa dini (terutama pada masa bayi) atau masa lebih lanjut merupakan determinan kunci dari pekembangan anak. Yaitu,  jika bayi mengalami kejadian yang berbahaya. Bagi mereka yang menekankan pengalaman dini, hidup merupakan jalan yang tidak terputus di mana kualitas psikologis dapat dilacak kembali jejaknya hingga ke asal-usulnya. Sebaliknya, bagi mereka yang menekankan pengalaman lanjut, pertumbuhan itu seperti sungai, terus-menerus mengalir (John W. Santrock, 2007:22-23)

C. Manfaat mempelajari isu-isu penting dalam psikologi perkembangan

1) Dalam hal ini kita bisa lebih paham mengenai tingkah laku setiap individu yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Dalam hal ini dapat kita ketahui juga kapan seseorang individu tersebut bisa mengetahui perkembangan apa yang diberikan di dalamnya dan hal- hal apa saja yang harus kita persiapkan nanti.

2) Dengan mempelajari psikologi perkembangan juga kita bisa lebih mendapatkan pengetahuan mengenai cara atau bagaimana memberikan reason yang tepat pada perilaku anak.

3) Dengan mempelajari banyak mengenai psikologi perkembangan juga diharapkan kita mampu lebih paham mengenai diri sendiri dan juga adanya individu yang pada umumnya jauh lebih baik. sehingga bisa mengembangkan dan melakukan pembinaan dalam kehidupan yang lebih positif. Dimana adanya tuntutan guru dan juga bantuan dalam perkembangan fisik maupun psikis anak nantinya yang jauh lebih optimal. Adanya tujuan dan juga cara serta strategi belajar yang dilakukan untuk melihat seberapa besar tingkat intelektual anak dan kita juga bisa lebih paham mengenai hal kebenaran dan cara pembentukan perilaku yang menghindarkan diri kita salah paham pada anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun