Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Penulis - Pembaca, Penulis dan Analis Sosial

Hidup dimulai dari mimpi

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Fyodor Dostoevsky, Hidup dan Tragis Sang Maestro Sastra Rusia

20 Januari 2025   18:00 Diperbarui: 20 Januari 2025   16:08 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fyodor Dostoevsky, Penulis besa kelahiran Rusia (image: kompas.com)

Selain itu, kebiasaan berjudi Dostoevsky memperburuk situasi keuangannya. Ia sering kehilangan uang dalam jumlah besar di meja judi, bahkan harus melarikan diri ke luar negeri untuk menghindari utang. Dalam kondisi ini, ia menulis beberapa karyanya yang paling terkenal, termasuk The Idiot (1869), yang menggambarkan seorang pria idealis dengan hati murni namun terjebak dalam dunia yang penuh kekejaman.  

Meskipun hidupnya penuh kesulitan, Dostoevsky tidak pernah berhenti menulis. Ia terus menciptakan karya-karya yang menggali sisi gelap dan terang jiwa manusia. Karya terakhirnya, The Brothers Karamazov (1880), dianggap sebagai puncak kariernya. Novel ini menggambarkan cerita soal kepercayaan, tanggung jawab moral, dan hubungan antara manusia dengan Tuhan.  

Namun, kesehatan Dostoevsky semakin memburuk pada tahun-tahun terakhir hidupnya. Serangan epilepsi yang semakin parah, ditambah dengan komplikasi penyakit jantung, melemahkan tubuhnya. Pada 9 Februari 1881, setelah menderita serangan jantung yang dipicu oleh kondisi kronisnya, Fyodor Dostoevsky meninggal dunia di St. Petersburg. Ia meninggalkan seorang istri, Anna Grigoryevna, dan empat anak.  

Kematian Dostoevsky meninggalkan duka mendalam bagi para pembaca dan pecinta dunia sastra. Ribuan orang menghadiri pemakamannya, menunjukkan betapa besar pengaruhnya terhadap masyarakat Rusia. Karya-karyanya terus hidup, menjadi inspirasi bagi generasi penulis, filsuf, dan pemikir di seluruh dunia.  

Fyodor Dostoevsky adalah simbol perjuangan manusia melawan penderitaan, pencarian makna, dan kekuatan iman. Dalam hidupnya yang penuh cobaan, ia menemukan cara untuk mengubah rasa sakit menjadi seni, dan melalui karyanya, ia mengajarkan kepada dunia bahwa penderitaan bukanlah akhir, melainkan jalan menuju penebusan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun