Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Penulis - Pembaca, Penulis dan Analis Sosial

Hidup dimulai dari mimpi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Siapa Bertanggungjawab pada Keracunan di Program Makan Bergizi Gratis (MBG) ?

18 Januari 2025   00:25 Diperbarui: 18 Januari 2025   00:25 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dadan Hindayana, Kepala Badan Gizi Nasional menghadap ke Presiden Prabowo Subianto terkait kasus keracunan di SDN Dukuh 3 Sukoharjo. (image: kompas.co

Program Makan Bergizi Gratis (MBG)  yang digagas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dirancang untuk memberikan asupan gizi yang baik bagi anak-anak sekolah. Tujuannya jelas: meningkatkan kualitas kesehatan siswa, mengatasi masalah stunting, dan memastikan anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan cerdas. Namun, di balik harapan besar ini, pelaksanaannya di lapangan masih menghadapi banyak tantangan.  

Baru-baru ini, insiden keracunan makanan terjadi di SDN Dukuh 03 Sukoharjo, Jawa Tengah. Sebanyak 40 siswa dilaporkan sakit setelah menyantap makan siang dari program ini. Kejadian ini langsung menjadi sorotan, karena bukan hanya mengkhawatirkan kesehatan anak-anak, tapi juga menimbulkan pertanyaan besar tentang bagaimana pengawasan program sebesar ini dilakukan.  

Apa yang Terjadi di Sukoharjo?

Hari Kamis, 16 Januari 2025, makan siang di SDN Dukuh 03 Sukoharjo berjalan seperti biasa. Menu hari itu berupa ayam tepung, nasi putih, dan sayuran, makanan yang tampaknya cukup sederhana dan bergizi. Namun, tidak lama setelah makan, sepuluh siswa mulai merasa mual. Beberapa bahkan muntah dan mengeluh pusing.  

Cerita ini segera menyebar ke siswa lain, dan akhirnya 40 anak harus mendapatkan perawatan medis karena gejala keracunan. Dari kesaksian mereka, tercium bau basi pada ayam tepung yang disajikan. Orang tua siswa dan pihak sekolah panik, dan insiden ini langsung menjadi perhatian nasional.  

Langkah Cepat Pemerintah  

Presiden Prabowo langsung memanggil Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, untuk membahas masalah ini. Dilansir dari Tempo, pertemuan tersebut bertujuan mencari tahu apa yang salah dalam pelaksanaan program MBG, khususnya pada kasus di Sukoharjo. Pemerintah menyadari bahwa masalah seperti ini bisa merusak citra program yang seharusnya membawa manfaat besar bagi anak-anak.  

Namun, meskipun respons cepat sudah diberikan, insiden ini menunjukkan adanya celah besar dalam pelaksanaan program di lapangan. Banyak pihak bertanya, bagaimana mungkin makanan basi bisa lolos dan sampai di piring anak-anak?  

Program sebesar MBG melibatkan banyak pihak, mulai dari penyedia makanan hingga petugas distribusi. Tujuannya sebenarnya bagus, yaitu memberdayakan usaha lokal untuk menyediakan makanan bagi sekolah-sekolah. Tapi, tanpa pengawasan yang ketat, celah-celah seperti yang terjadi di Sukoharjo sulit dihindari.  

Kemungkinan besar, masalahnya ada pada proses penyimpanan dan pengiriman makanan. Jika ayam tepung yang disajikan basi, ini bisa jadi karena tidak disimpan pada suhu yang sesuai atau sudah terlalu lama berada di perjalanan sebelum sampai ke sekolah.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun