Setelah sukses besar dengan film pertamanya pada 2017, Joko Anwar kembali menghadirkan Pengabdi Setan 2: Communion. Sebagai sekuel, film ini melanjutkan cerita keluarga Rini yang masih dihantui oleh kehadiran iblis dan misteri di baliknya. Dengan durasi lebih panjang dan skala cerita lebih besar, film ini menawarkan pengalaman yang intens, mencekam, sekaligus memperdalam mitos dunia yang dibangun pada film pertama.
Lanjutan Kisah
Cerita dimulai dengan kepindahan Rini (Tara Basro), adik-adiknya, dan ayah mereka (Bront Palarae) ke sebuah rumah susun tua setelah kejadian traumatis di film pertama. Harapan untuk memulai hidup baru segera berubah menjadi teror. Rumah susun itu, yang awalnya hanya tampak usang dan muram, ternyata menyimpan rahasia gelap.
Teror bermula dari kejadian-kejadian kecil---suara langkah kaki, lift yang bergerak sendiri, hingga penampakan bayangan di lorong. Perlahan, Rini dan keluarganya menyadari bahwa mereka tidak hanya berhadapan dengan kehadiran iblis, tetapi juga sebuah konspirasi besar yang melibatkan penghuni rumah susun tersebut. Misteri semakin mendalam saat mereka menemukan fakta mengerikan tentang masa lalu rumah susun itu, yang terkait dengan sekte yang pernah menghantui mereka.
Cerita berkembang menjadi lebih kompleks, mempertemukan kembali penonton dengan tema pengorbanan, kesetiaan, dan hubungan keluarga dalam situasi ekstrem. Dengan elemen horor yang konsisten, film ini juga memperlihatkan sisi manusiawi dari para karakter yang berusaha bertahan hidup di tengah kekacauan.
Atmosfer dan Pengalaman Sinematik
Joko Anwar berhasil menciptakan atmosfer mencekam yang konsisten sejak adegan pembuka. Rumah susun sebagai lokasi utama menjadi karakter tersendiri dalam cerita. Dengan pencahayaan minim, lorong-lorong panjang, dan detail visual seperti cat tembok yang mengelupas, tempat itu terasa sangat nyata sekaligus menyeramkan. Suasana rumah susun yang ramai namun dingin menciptakan kontras yang unik, di mana rasa takut bukan hanya datang dari kegelapan tetapi juga dari kehidupan sehari-hari yang tampak biasa.
Desain suara memainkan peran penting dalam membangun ketegangan. Suara lift tua, langkah kaki yang menggema, dan bisikan di kejauhan dirancang dengan presisi untuk membuat penonton terus waspada. Pada beberapa momen, film ini membuat penonton tenggelam dalam keheningan yang tiba-tiba dipecahkan oleh suara yang mencengangkan.
Efek visual dan makeup juga menambah kualitas produksi. Penampakan makhluk gaib dibuat dengan detail yang mengerikan namun tidak berlebihan, menjaga kesan realistis sekaligus memaksimalkan horor. Penggunaan praktikal efek dibandingkan CGI yang berlebihan menjadi salah satu kekuatan film ini, menciptakan pengalaman yang lebih imersif.
Karakter dan Akting
Tara Basro sebagai Rini kembali memberikan penampilan yang solid. Rini digambarkan sebagai sosok yang tegar namun penuh trauma, dan Tara berhasil menampilkan emosi itu dengan sangat baik. Ayah mereka, diperankan oleh Bront Palarae, memberikan dimensi baru pada film ini dengan menggambarkan perjuangan seorang kepala keluarga yang berusaha melindungi anak-anaknya meskipun menghadapi rasa bersalah.
Karakter-karakter pendukung, seperti penghuni rumah susun lainnya, menambah lapisan cerita. Mereka tidak hanya menjadi latar, tetapi juga bagian integral dari misteri yang melingkupi tempat itu. Kehadiran aktor-aktor seperti Rukman Rosadi dan Jourdy Pranata memberikan dinamika baru pada alur, menciptakan rasa penasaran sekaligus simpati terhadap karakter-karakter tersebut.
Kekuatan dan Kekurangan
Salah satu kekuatan utama Pengabdi Setan 2 adalah keberhasilannya dalam memperluas dunia cerita tanpa kehilangan fokus pada inti konflik keluarga. Film ini tidak hanya mengandalkan jump scare, tetapi juga membangun ketegangan melalui narasi yang perlahan-lahan menguak misteri. Joko Anwar dengan cerdas menempatkan elemen horor sebagai bagian dari cerita, bukan sekadar alat untuk menakuti.
Namun, beberapa kelemahan juga tak terhindarkan. Durasi film yang lebih panjang membuat beberapa adegan terasa sedikit bertele-tele, terutama di bagian tengah. Ada juga subplot yang terasa kurang tergali dengan baik, membuatnya seolah hanya sebagai pengisi waktu. Meski demikian, kekurangan ini tidak terlalu mengurangi keseluruhan pengalaman menonton.
Secara ringkas, Pengabdi Setan 2: Communion adalah sebuah sekuel yang berhasil melampaui ekspektasi. Dengan cerita yang lebih kompleks, visual yang mencekam, dan akting yang kuat, film ini menjadi salah satu horor terbaik Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Bagi penggemar film pertama, sekuel ini menawarkan jawaban atas beberapa misteri yang tertinggal, sekaligus membuka pintu untuk lebih banyak pertanyaan. Film ini bukan hanya sebuah perjalanan horor, tetapi juga eksplorasi mendalam tentang keluarga, kepercayaan, dan bagaimana manusia menghadapi kegelapan, baik dari luar maupun dari dalam diri mereka sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H