Holmes menggali latar belakang korban dan menemukan bahwa ini adalah tindakan balas dendam atas perselingkuhan. Dengan kata lain, motif pelaku adalah kombinasi antara rasa marah, sakit hati, dan penghinaan. Holmes menggunakan pengetahuannya tentang psikologi manusia untuk mengidentifikasi siapa yang mungkin memiliki emosi sekuat itu terhadap korban. Di balik setiap kejahatan, ada motif manusiawi entah itu cinta, balas dendam, atau keserakahan.
Menggunakan Psikologi untuk Memanipulasi Pelaku
Salah satu trik terbaik Holmes adalah bagaimana dia sering memanfaatkan psikologi untuk memanipulasi pelaku agar mengungkapkan kebenaran. Dia tahu kapan harus bermain ramah, kapan harus mengancam, dan kapan harus diam untuk membuat pelaku merasa terpojok. Sebaai contoh dalam kasus "The Adventure of the Devil's Foot". Di cerita ini, Holmes menghadapi kasus kematian misterius yang terjadi di dalam rumah tertutup. Korban ditemukan dengan ekspresi ketakutan luar biasa di wajahnya. Untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, Holmes memutuskan untuk mencoba metode yang digunakan pelaku---membakar zat beracun di ruangan tertutup.
Holmes kemudian menghadapi pelaku dan menggunakan hasil eksperimennya sebagai bukti psikologis. Dia menjelaskan dengan tenang bagaimana pelaku menciptakan rasa takut yang begitu besar, dan saat pelaku menyadari bahwa Holmes tahu segalanya, dia akhirnya mengaku. Kadang, memahami psikologi pelaku bisa memberikan cara untuk "memancing" mereka keluar dari persembunyiannya.
Holmes dan Profiling Kriminal Modern
Sebelum ada istilah criminal profiling, Holmes udah melakukannya. Dia sering membuat profil lengkap tentang pelaku kejahatan berdasarkan pola perilaku, latar belakang, dan psikologi mereka. Sebagai contoh dalam kasus "The Hound of the Baskervilles". Dalam cerita ini, Holmes menghadapi kasus yang melibatkan legenda anjing iblis yang meneror keluarga Baskerville. Tapi Holmes nggak percaya pada hal-hal mistis. Dia menganalisis pola serangan, latar belakang keluarga, dan jejak yang ditemukan di lokasi kejadian untuk membuat profil pelaku.
Dari situ, dia menyimpulkan bahwa pelaku adalah seseorang yang sangat terobsesi dengan warisan keluarga Baskerville dan rela melakukan apa saja untuk mendapatkannya. Profil ini membantunya mempersempit daftar tersangka dan akhirnya menemukan pelaku sebenarnya. Membuat profil kriminal bukan hanya tentang fakta fisik, tapi juga memahami motivasi psikologis mereka.
Holmes dan Pemahaman tentang Kebohongan
Salah satu kemampuan Holmes yang paling menonjol adalah mendeteksi kebohongan. Dia tahu bahwa orang yang berbohong sering meninggalkan "jejak" kecil, entah itu dalam bahasa tubuh, intonasi, atau cara mereka memilih kata. Sebagai contoh dalam kasus "The Adventure of the Beryl Coronet". Dalam cerita ini, seorang pria dituduh mencuri mahkota berharga milik ayahnya. Tapi Holmes melihat kejanggalan dalam kesaksian orang-orang di sekitar kasus itu. Dia memperhatikan bahwa seorang wanita tertentu menunjukkan tanda-tanda ketidakjujuran, seperti menghindari kontak mata dan berbicara dengan nada defensif.
Holmes menggali lebih dalam dan akhirnya menemukan bahwa wanita ini sebenarnya memiliki hubungan rahasia dengan pencuri asli. Dengan menganalisis kebohongan kecil itu, Holmes berhasil membongkar kebenaran besar. Kebohongan selalu meninggalkan jejak---dan tugas kita adalah menemukannya.
Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Holmes tentang Psikologi Forensik?