Efisiensi energi adalah salah satu cara efektif untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi yang tidak terbarukan dan menjaga ketersediaan energi dalam jangka panjang. Jepang adalah salah satu negara yang sangat fokus pada efisiensi energi, terutama setelah krisis energi akibat bencana Fukushima pada tahun 2011. Pemerintah Jepang menerapkan standar efisiensi yang ketat untuk peralatan listrik, bangunan, dan kendaraan. Jepang juga mendorong masyarakat untuk menerapkan praktik hemat energi dalam kehidupan sehari-hari, seperti melalui kampanye "Cool Biz" yang mengajak pekerja kantor untuk mengurangi penggunaan AC di musim panas dengan mengenakan pakaian yang lebih ringan.
Indonesia memiliki tantangan besar dalam hal efisiensi energi, karena tingkat konsumsi energi di perkotaan dan sektor industri cukup tinggi. Salah satu langkah awal yang bisa dilakukan adalah mengadopsi standar efisiensi energi untuk bangunan-bangunan baru. Pemerintah juga bisa mendorong penggunaan peralatan listrik hemat energi di rumah tangga dan gedung perkantoran. Kampanye hemat energi di masyarakat juga perlu digalakkan, mengingat perubahan perilaku masyarakat sangat penting dalam mencapai efisiensi energi.
Selain itu, pemerintah dapat mengembangkan sistem transportasi umum yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Jakarta dan beberapa kota besar lainnya sudah mulai mengembangkan sistem transportasi umum, namun masih perlu banyak peningkatan agar masyarakat lebih tertarik beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. Jika lebih banyak masyarakat yang menggunakan transportasi umum, konsumsi bahan bakar fosil bisa ditekan, dan emisi gas rumah kaca bisa dikurangi.
 4. Inovasi dalam Teknologi Energi
Inovasi teknologi energi dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mencapai kemandirian energi dan menjaga ketahanan energi. Amerika Serikat adalah salah satu negara yang banyak berinvestasi dalam inovasi teknologi energi, terutama di bidang penyimpanan energi dan smart grid.Â
Pengembangan baterai dan teknologi penyimpanan energi merupakan kunci dalam integrasi energi terbarukan ke dalam sistem listrik. Dengan teknologi penyimpanan yang baik, energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin bisa disimpan dan digunakan saat matahari tidak bersinar atau angin tidak berhembus.
China juga menunjukkan kemajuan pesat dalam teknologi energi, terutama di sektor kendaraan listrik. Dalam beberapa tahun terakhir, China telah menjadi salah satu produsen kendaraan listrik terbesar di dunia. Kebijakan subsidi yang kuat dan insentif pajak untuk kendaraan listrik telah mendorong produsen mobil untuk berinvestasi dalam pengembangan kendaraan listrik, sehingga semakin banyak warga China yang beralih ke kendaraan ramah lingkungan ini.
Indonesia bisa mengadopsi pendekatan ini dengan meningkatkan investasi dalam riset dan pengembangan (R&D) di sektor teknologi energi, baik dari pemerintah maupun sektor swasta.Â
Fokus pada teknologi penyimpanan energi, seperti baterai, dan pengembangan infrastruktur kendaraan listrik bisa menjadi prioritas untuk masa depan. Misalnya, Indonesia memiliki cadangan nikel yang sangat besar, yang merupakan bahan utama dalam pembuatan baterai. Dengan mengembangkan industri baterai lokal, Indonesia bisa menjadi salah satu pemain global di sektor ini.
Pemerintah juga perlu menyediakan infrastruktur pendukung, seperti stasiun pengisian listrik untuk kendaraan listrik di seluruh kota besar. Dengan adanya fasilitas ini, adopsi kendaraan listrik di masyarakat bisa meningkat, dan ketergantungan pada kendaraan berbahan bakar fosil bisa berkurang. Indonesia memiliki kekayaan energi dan sumber daya alam yang bisa menjadi modal besar bagi pembangunan ekonomi. Namun, agar potensi ini bisa dikelola dengan optimal dan berkelanjutan, dibutuhkan pendekatan yang inovatif dan bertanggung jawab.