Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Audaces Fortuna Iuvat

Hidup dimulai dari mimpi, dilanjutkan dengan membaca, memetakan, merencanakan, melaksanakan lalu terus berimprovisasi.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Penonton Kecewa dengan Debat Pilgub Jakarta 2024, Minim Adu Gagasan dan Menunjukan Krisis Politik Jakarta

7 Oktober 2024   23:11 Diperbarui: 8 Oktober 2024   07:13 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiga Kandidat Gubernur Jakarta 2024. sumber gambar : goodstats.id

Pasangan Pram-Doel. sumber gambar : Jawa Pos
Pasangan Pram-Doel. sumber gambar : Jawa Pos

Salah satu faktor yang dinilai turut berkontribusi dalam minimnya adu gagasan adalah ketiadaan petahana dalam Pilgub kali ini. Dalam Pilgub Jakarta 2017, Ahok yang kala itu menjadi petahana harus berhadapan dengan berbagai kritik tajam dari para pesaingnya. 

Keberadaan petahana kerap kali memicu kandidat lain untuk melontarkan kritik yang tajam sebagai bentuk serangan terhadap kebijakan dan program yang telah berjalan.

Namun, dalam Pilgub 2024 ini, tidak ada petahana yang dapat menjadi sasaran kritik. Ini membuat para kandidat lebih memilih untuk memaparkan program mereka tanpa ada urgensi untuk menyerang atau mempertahankan diri dari serangan lawan. 

Agung Baskoro menambahkan bahwa ketiadaan petahana membuat situasi menjadi lebih dingin karena tidak ada pasangan calon yang merasa perlu untuk berdebat sengit mempertahankan atau menyerang gagasan.

Pasangan Dharma-Kun. sumber gambar: Bisnis.com
Pasangan Dharma-Kun. sumber gambar: Bisnis.com

Selain itu, ketiga pasangan calon yang bertarung juga tidak memposisikan diri sebagai oposisi. Agung menjelaskan bahwa baik Pramono Anung-Rano Karno, Ridwan Kamil-Suswono, maupun Dharma Pongrekun-Kun Wardana memiliki hubungan atau kedekatan dengan Istana. Ridwan Kamil, misalnya, sudah lama dikenal sebagai salah satu tokoh yang memiliki kedekatan dengan lingkaran pemerintahan. 

Begitu pula dengan Pramono Anung, yang merupakan bagian dari kabinet pemerintahan saat ini. Dharma Pongrekun, meskipun disebut-sebut sebagai pasangan independen, juga memiliki latar belakang di kepolisian yang tidak jauh dari pemerintah.

Hal ini membuat tidak ada kandidat yang secara eksplisit memposisikan diri sebagai oposisi, yang biasanya memiliki peran penting dalam membawa kritik tajam terhadap status quo. Ketiga pasangan calon justru terlihat seperti berlomba-lomba untuk menonjolkan diri sebagai kandidat yang mampu melanjutkan kebijakan pemerintah pusat, tanpa ada yang benar-benar berani tampil berbeda.

Debat Pilgub Jakarta 2024 tidak hanya menunjukan dinamika politik yang sedang terjadi di Jakarta, tetapi juga berkaitan erat dengan situasi politik nasional. Arifki Chaniago menyinggung posisi politik PDIP yang hingga kini masih belum jelas dalam pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming yang akan datang. 

Mungkin, hal ini jadi salah satu alasan mengapa pasangan Pramono Anung-Rano Karno, yang berasal dari PDIP, terlihat enggan untuk menyerang secara tajam pasangan Ridwan Kamil-Suswono, yang juga memiliki hubungan dengan Istana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun