Dari saling sharing dan bercerita, sampai dengan saling kritik, sesekali kami terlibat cekcok mulut terkait hal-hal yang kami lakukan, dan disini peran terpelajar agak sulit dipisahkan dari karakter tiap orang didalamnya. Bahkan, di kelompok KKN lain kami mendengar kalau mereka ada yang saling hajar karena masalah sepele, seperti jadwal piket ataupun urusan kebersihan kontrakan.
Selain itu, tidak semua program yang kami rencanakan dapat berjalan dengan maksimal. Misalnya, kelas tari yang kami adakan kurang diminati oleh warga, mungkin karena kurangnya sosialisasi atau minat masyarakat yang berbeda. Proyek membangun gapura desa juga tidak selesai sesuai rencana, mungkin karena kurangnya koordinasi atau dukungan dari pihak terkait.
Pelajaran Berharga
Meskipun ada banyak tantangan dan hal-hal yang kurang berhasil, pengalaman KKN memberikan banyak pelajaran berharga. Kami belajar untuk lebih adaptif dan memahami dinamika sosial di masyarakat. Kami juga belajar untuk lebih bersabar dan bekerja sama dengan berbagai pihak, serta mengatasi berbagai kendala yang muncul di lapangan. Pengalaman ini mengajarkan kami pentingnya komunikasi yang baik, perencanaan yang matang, dan fleksibilitas dalam menghadapi situasi yang tidak terduga. Kami juga belajar untuk menghargai perbedaan dan menemukan cara untuk bekerja sama meskipun dengan latar belakang yang berbeda.
Pengalaman KKN memang penuh dengan momen nano-nano, campuran antara yang menyenangkan dan yang menyebalkan. Namun, setiap pengalaman tersebut memberikan pelajaran dan kenangan yang tak terlupakan. KKN bukan hanya tentang menjalankan program dan proyek, tetapi juga tentang belajar menjadi bagian dari masyarakat, memahami dinamika sosial, dan mengembangkan diri sebagai individu yang lebih dewasa dan bertanggung jawab.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI