Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Audaces Fortuna Iuvat

Hidup dimulai dari mimpi, dilanjutkan dengan membaca, memetakan, merencanakan, melaksanakan lalu terus berimprovisasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Nano-Nano Pengalaman Melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN)

17 Juni 2024   01:00 Diperbarui: 17 Juni 2024   01:11 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kuliah Kerja Nyata, atau yang secara umum dikenal sebagai KKN adalah salah satu program yang wajib diikuti oleh mahasiswa di tingkat terakhir perkuliahan yang mereka jalani. Diantara semester 5 atau 7, hal ini sangat bergantung dengan kebijakan setiap Universitas, ataupun menyesuaikan dengan matrikulasi Pelajaran yang diemban. Walaupun mungkin, di beberapa jurusan KKN tidak selalu berbentuk penempatan ke daerah terpencil untuk melakukan praktik lapangan berdasarkan ilmu dan kemampuan organisasional yang ia miliki, tapi secara umum KKN bertujuan untuk mengimplementasikan kemampuan dan wawasan akademik yang seorang mahasiswa miliki ke dalam kehidupan Masyarakat. Harapannya, adalah skill dan wawasan akademik yang ia miliki, dapat membantu Masyarakat secara langsung.

Bagi saya, KKN adalah salah satu fase penting dalam kehidupan seorang mahasiswa. Program ini tidak hanya memberikan kesempatan untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah, tetapi juga memungkinkan mahasiswa untuk merasakan langsung dinamika kehidupan di masyarakat. Pengalaman KKN seringkali penuh dengan momen yang beragam, mulai dari yang menyenangkan hingga yang menyebalkan, atau dalam istilah populer, nano-nano. Berikut adalah refleksi dari pengalaman KKN yang penuh warna tersebut.

 Apa yang Menyenangkan di KKN

Salah satu hal yang paling menyenangkan dari KKN adalah kesempatan untuk datang ke tempat baru dan berinteraksi dengan warga lokal. Bagi banyak mahasiswa, ini adalah pengalaman pertama mereka tinggal di lingkungan yang berbeda dari tempat tinggal mereka sehari-hari, khususnya jika mereka berasal dari kota besar. Interaksi dengan warga lokal membuka wawasan tentang budaya, tradisi, dan kebiasaan yang mungkin belum pernah mereka ketahui sebelumnya.

Banyak warga yang menyambut kedatangan mahasiswa dengan hangat dan memandang mereka secara positif. Status sebagai mahasiswa sering kali memberikan kesan tersendiri di mata masyarakat, seolah-olah mereka melihat harapan dan masa depan yang cerah melalui kehadiran kami. Ini memberikan semangat tersendiri bagi kami untuk memberikan yang terbaik dalam setiap program yang direncanakan.

Beberapa program yang kami rencanakan berjalan dengan baik dan mendapat sambutan positif dari warga. Contohnya, pembangunan plank nama jalan, kegiatan mengajar di sekolah-sekolah setempat, serta pengadaan panggung hiburan dan tes kesehatan bagi warga. Program-program ini tidak hanya memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, tetapi juga memberikan rasa kepuasan dan kebanggaan bagi kami sebagai mahasiswa.

Apa yang menyedihkan di KKN

Namun, tidak semua pengalaman KKN berjalan mulus. Ada juga momen-momen yang kurang menyenangkan yang harus kami hadapi. Beberapa warga memandang kami dengan skeptis, menganggap gaya hidup kami yang berasal dari ibu kota kurang sopan atau tidak sesuai dengan norma setempat. Perbedaan budaya dan kebiasaan ini kadang-kadang menimbulkan gesekan dan ketidaknyamanan. Miskoordinasi dan saling lempar tanggung jawab terkait pelaksanaan acara, ataupun tanggungjawab laporan adalah salah satu hal yang kami alami.

Merangkul dan menyatukan perbedaan motivasi tiap orang adalah masalah tersendiri. rasa ketidaksukaan, atau perbedaan karakter dari tiap orang perlu dihadapi dengan masing-masing berkepala dingin. Antara keinginan untuk merasa bebas dengan keharusan untuk melangsungkan tanggungjawab memang perlu diselaraskan, karena tidak jarang di setiap kelompok KKN ada saja yang punya kecenderungan di salah satunya saja.

Minat dan motivasi setiap orang akan sangat ditentukan oleh ketua kelompok dari KKN. Tapi, terbatasnya tengat dan keharusan untuk melakukan semua rangkaian KKN sebagai tanggungjawab akademik tentu menjadi tingkat stress tersendiri bagi anggotanya, terutama bagi mereka yang bertanggungjawab sebagai koordinator atau ketua grup KKN.

Grup KKN yang terdiri secara penerapan memang diisi oleh beberapa orang. Sedangm saat saya melaksanakan KKN grup saya terdiri dari 18 orang, jumlah yang cukup besar dan memerlukan koordinasi tim yang baik. Diantara kami ada yang melaksanakan tugas KKN dengan sangat serius, karena menganggap KKN akan mempengaruhi niainya secara kumulatif. tapi, ada juga yang menganggap kalau KKN sebagai ajang hiburan dan membebaskan diri dari rutinitas perkuliahan. Salah satu alasan yang membuat respon tiap orang berbeda dalam menanggapi KKN.

Dari saling sharing dan bercerita, sampai dengan saling kritik, sesekali kami terlibat cekcok mulut terkait hal-hal yang kami lakukan, dan disini peran terpelajar agak sulit dipisahkan dari karakter tiap orang didalamnya. Bahkan, di kelompok KKN lain kami mendengar kalau mereka ada yang saling hajar karena masalah sepele, seperti jadwal piket ataupun urusan kebersihan kontrakan.

Selain itu, tidak semua program yang kami rencanakan dapat berjalan dengan maksimal. Misalnya, kelas tari yang kami adakan kurang diminati oleh warga, mungkin karena kurangnya sosialisasi atau minat masyarakat yang berbeda. Proyek membangun gapura desa juga tidak selesai sesuai rencana, mungkin karena kurangnya koordinasi atau dukungan dari pihak terkait.

Pelajaran Berharga

Meskipun ada banyak tantangan dan hal-hal yang kurang berhasil, pengalaman KKN memberikan banyak pelajaran berharga. Kami belajar untuk lebih adaptif dan memahami dinamika sosial di masyarakat. Kami juga belajar untuk lebih bersabar dan bekerja sama dengan berbagai pihak, serta mengatasi berbagai kendala yang muncul di lapangan. Pengalaman ini mengajarkan kami pentingnya komunikasi yang baik, perencanaan yang matang, dan fleksibilitas dalam menghadapi situasi yang tidak terduga. Kami juga belajar untuk menghargai perbedaan dan menemukan cara untuk bekerja sama meskipun dengan latar belakang yang berbeda.

Pengalaman KKN memang penuh dengan momen nano-nano, campuran antara yang menyenangkan dan yang menyebalkan. Namun, setiap pengalaman tersebut memberikan pelajaran dan kenangan yang tak terlupakan. KKN bukan hanya tentang menjalankan program dan proyek, tetapi juga tentang belajar menjadi bagian dari masyarakat, memahami dinamika sosial, dan mengembangkan diri sebagai individu yang lebih dewasa dan bertanggung jawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun