Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Audaces Fortuna Iuvat

Hidup dimulai dari mimpi, dilanjutkan dengan membaca, memetakan, merencanakan, melaksanakan lalu terus berimprovisasi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perubahan Ekonomi Internasional di Abad Ke-20

23 Maret 2024   13:00 Diperbarui: 23 Maret 2024   13:03 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah dunia modern telah diselingi dengan perubahan signifikan dalam tatanan politik, ekonomi, dan militer. Dua periode yang sangat memengaruhi dinamika global adalah Pax Britania dan Pax Americana, yang masing-masing menandai dominasi politik dan ekonomi oleh Inggris dan Amerika Serikat. Namun, di antara kedua periode ini, terdapat titik balik penting yang dikenal sebagai Konferensi Bretton Woods, yang membentuk fondasi sistem moneter internasional pasca-Perang Dunia II. Dalam artikel ini, kita akan menelusuri perjalanan dari Bretton Woods hingga Pax Americana, menganalisis dampaknya terhadap tatanan dunia, serta implikasinya dalam konteks geopolitik modern.

Konferensi Bretton Woods: Fondasi Sistem Moneter Pasca-Perang Dunia II

Pada Juli 1944, perwakilan dari 44 negara berkumpul di Bretton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat, untuk menciptakan kerangka kerja baru untuk sistem moneter internasional setelah Perang Dunia II yang hancur lebur. Tujuan utamanya adalah untuk menghindari krisis ekonomi global yang melanda masa Depresi Besar pada tahun 1930-an

Sistem yang dibentuk di Bretton Woods menetapkan standar emas dolar Amerika Serikat sebagai dasar nilai tukar internasional. Hal ini mengakibatkan hegemoni ekonomi Amerika Serikat dalam periode pasca-perang. Selain itu, kesepakatan juga memperkenalkan aturan dan mekanisme yang mempromosikan perdagangan internasional, meningkatkan kerjasama ekonomi antarnegara, dan mengurangi kemungkinan terjadinya perang.

Pax Britania: Dominasi Inggris dalam Abad ke-19

Sebelum mencapai Pax Americana, dunia telah melihat periode dominasi lainnya, dikenal sebagai Pax Britania. Ini merujuk pada masa ketika Britania Raya menguasai kekuasaan politik, ekonomi, dan militer secara global, terutama selama abad ke-19. Pax Britania ditandai oleh penyebaran kolonialisme Inggris di berbagai belahan dunia, membentuk Imperium Britania yang luas dan kuat.

Keberhasilan Inggris dalam memperluas kekuasaannya sebagian besar didorong oleh keunggulan militer dan keahlian diplomatiknya. Mereka menguasai rute perdagangan utama dan mendirikan koloni-koloni yang menghasilkan sumber daya alam dan pasar bagi produk-produk mereka. Selain itu, Inggris menjadi pemimpin dalam Revolusi Industri, yang memberikan mereka keunggulan ekonomi yang besar.

Namun, hegemoni Britania tidak berlangsung selamanya. Dengan berkembangnya nasionalisme di koloni-koloni mereka dan munculnya kekuatan baru seperti Jerman dan Amerika Serikat, kekuatan Inggris mulai merosot. Perang Dunia I menjadi titik balik, dan kekuasaan Inggris terus berkurang hingga akhirnya mengalami penurunan signifikan setelah Perang Dunia II.

 Pax Americana: Kepemimpinan Amerika Serikat dalam Abad ke-20

Setelah Perang Dunia II, Amerika Serikat naik menjadi kekuatan dominan dalam tatanan dunia, menandai dimulainya era Pax Americana. Dibandingkan dengan dominasi Inggris yang lebih terfokus pada kekuatan militer, Pax Americana lebih dikenal dengan pengaruh politik, ekonomi, dan budayanya yang luas di seluruh dunia.

Salah satu elemen kunci dari Pax Americana adalah keberhasilan Amerika Serikat dalam membangun dan memimpin koalisi negara-negara demokratis melawan blok komunis selama Perang Dingin. Mereka juga memainkan peran penting dalam mendirikan organisasi internasional seperti PBB dan NATO, yang bertujuan untuk mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan kerjasama antarnegara.

Selain itu, Amerika Serikat juga menjadi pusat ekonomi dunia, dengan dolar AS menjadi mata uang cadangan global dan Wall Street menjadi pusat keuangan terbesar di dunia. Model demokrasi dan kapitalisme Amerika Serikat juga menjadi sumber inspirasi dan contoh bagi banyak negara di dunia.

Namun, kekuasaan Amerika Serikat tidak tanpa kontroversi. Kebijakan luar negeri mereka sering kali dianggap intervensionis dan imperialistik, terutama selama perang di Vietnam dan invasi ke Irak. Selain itu, adanya kekhawatiran tentang dominasi budaya Amerika Serikat yang dapat mengancam keberagaman budaya di seluruh dunia.

Pada saat ini, kita melihat tanda-tanda bahwa Pax Americana sedang mengalami penurunan. Persaingan ekonomi dan politik yang semakin memanas antara Amerika Serikat, Tiongkok, dan Rusia menimbulkan ketidakpastian tentang masa depan tatanan dunia. Selain itu, tantangan global seperti perubahan iklim, migrasi massal, dan ancaman terorisme juga menyoroti kompleksitas dan kerentanan dunia modern.

Dalam konteks ini, beberapa ahli geopolitik memperdebatkan apakah kita menuju ke arah multipolaritas, di mana kekuatan global terbagi antara beberapa negara besar, ataukah kita akan melihat penjagaan hegemoni oleh satu kekuatan tunggal yang baru. Transisi kekuasaan global tidak selalu berjalan mulus. Sejarah telah menunjukkan bahwa pergantian hegemoni sering kali menyebabkan ketegangan, konflik, dan perubahan besar dalam tatanan politik dan ekonomi dunia. Oleh karena itu, menjaga kerjasama internasional, dialog antarnegara, dan pengembangan sistem yang inklusif dan adil menjadi pengaruh yang akan berperan secara signifikan.

Referensi:

Tooze, Adam. The Deluge: The Great War, America and the Remaking of the Global Order, 1916-1931. Penguin Books, 2014.

Ferguson, Niall. Empire: How Britain Made the Modern World. Penguin Books, 2004.

Ikenberry, G. John. After Victory: Institutions, Strategic Restraint, and the Rebuilding of Order After Major Wars. Princeton University Press, 2001.

Baldwin, David A. Economic Statecraft. Princeton University Press, 1985.

Kennedy, Paul. The Rise and Fall of the Great Powers: Economic Change and Military Conflict from 1500 to 2000. Random House, 1987.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun