Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Audaces Fortuna Iuvat

Hidup dimulai dari mimpi, dilanjutkan dengan membaca, memetakan, merencanakan, melaksanakan lalu terus berimprovisasi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Anarkhisme: Penolakan terhadap Setiap Bentuk Otoritas dan Hierarki

31 Mei 2023   22:08 Diperbarui: 31 Mei 2023   22:09 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam bukunya ini, Bakunin menolak konsep Tuhan dan keyakinan agama sebagai bentuk otoritas yang mengikat dan membatasi kebebasan individu. Ia mengkritik agama sebagai alat yang digunakan oleh golongan penguasa untuk mempertahankan dan membenarkan ketidakadilan dan hierarki sosial. Bakunin berpendapat bahwa agama telah digunakan untuk mengendalikan dan menundukkan manusia, dan menghambat perkembangan bebas individu.

Bakunin juga menentang negara sebagai institusi otoriter yang memperkuat ketidakadilan dan eksploitasi. Ia menganggap negara sebagai bentuk puncak dari penindasan, dengan kekuasaan yang dipegang oleh segelintir elit yang memanfaatkannya untuk mengendalikan dan menindas rakyat. Bakunin menekankan bahwa negara harus dihancurkan dan digantikan oleh masyarakat yang terorganisir secara horizontal, berdasarkan asosiasi sukarela dan persamaan.

Bakunin memperjuangkan kebebasan individu dan solidaritas sosial sebagai prinsip-prinsip yang harus digunakan untuk menggantikan agama dan negara. Ia menekankan pentingnya membebaskan diri dari otoritas eksternal dan mencapai otonomi individu yang penuh, dalam konteks masyarakat yang didasarkan pada kesetaraan, keadilan, dan persamaan.

Dalam perkembangan pemikiran dari aliran Anarkhisme, Bakunin memiliki peran penting dalam perkembangan ideologi anarkis. Dia menolak otoritas negara dan hierarki sosial yang ada, dan memperjuangkan kebebasan individu dan masyarakat yang berdasarkan asosiasi sukarela dan persamaan. Berbeda dengan Marx, Bakunin menentang peran negara dan menganggapnya sebagai bentuk otoritas yang harus dihancurkan. Ia percaya bahwa negara proletar yang diusulkan oleh Marx akan berubah menjadi bentuk baru penindasan.

Bakunin memandang bahwa negara dan kapitalisme menyebabkan penindasan dan eksploitasi manusia, dan ia mengusulkan penghapusan negara dan kepemilikan bersama sebagai solusi, dengan konsep revolusi sosial yang menjadi salah satu konsep utama dalam pemikiran Bakuni, dan revolusi massa adalah cara terbaik untuk menggulingkan negara dan sistem kapitalis. Dia juga menekankan pentingnya solidaritas internasional dalam perjuangan melawan sistem yang ada.

Meskipun Bakunin tidak pernah melihat revolusi anarkis yang berhasil selama hidupnya, pemikirannya mempengaruhi perkembangan gerakan anarkis di masa depan. Ide-idenya tentang desentralisasi, otonomi lokal, dan penolakan terhadap hierarki dan otoritas negara tetap relevan bagi banyak anarkis hingga saat ini. Pemikiran Bakunin hanya merupakan salah satu pendekatan terhadap anarkisme dan tidak mencakup semua variasi atau interpretasi yang ada.

Di sisi lain ada seorang filsuf lain yang bernama Max Stirner, seorang filsuf Jerman yang hidup pada abad ke-19 dan dikenal karena karyanya yang berjudul "The Ego and Its Own", yang ia terbitkan pada tahun 1844. Pandangan Stirner terhadap Anarkhisme memiliki beberapa perbedaan dengan anarkhisme yang diperjuangkan oleh Bakunin. Pemikiranya seringkali diasosiasikan sebagai anarkisme individualis.

Dalam tulisannya, Stirner memandang pentingnya peranan individu dan ego dalam menghadapi otoritas dan norma-norma sosial. Ia menolak konsep otoritas, moralitas yang dipaksakan, dan ide-ide abstrak yang mengikat individu. Stirner menentang konsep "hukum moral" dan "hukum kodrat" sebagai bentuk otoritas dan norma yang mengikat individ, karna ia memandang bahwa individu harus mengikuti keinginan dan kepentingan pribadinya sendiri, yang tidak terikat oleh kewajiban moral atau konvensi sosial.

Namun, ia tidak melihat kebutuhan untuk menggulingkan negara atau menolak otoritas sosial sepenuhnya. Stirner mengakui adanya negara dan institusi sosial, tetapi menekankan pentingnya individu mengambil manfaat dan keuntungan dari keberadaan mereka. Ia memandang bahwa individu dapat memanfaatkan dan memanipulasi struktur sosial yang ada sesuai dengan kepentingan pribadinya.

Jadi, setelah membaca tulisan saya tentang Anarkhisme, apa pandanganmu tentang aliran pemikiran ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun