Mohon tunggu...
thoriq damai bijak wiguno
thoriq damai bijak wiguno Mohon Tunggu... Mahasiswa - pelajar

saya mahasiswa dari stai al anwar sarang rembang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Pengangguran di Indonesia

7 November 2024   00:49 Diperbarui: 7 November 2024   00:50 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : thoriq damai bijak wiguno

Indonesia telah mencapai angka pengangguran yang cukup tinggi, Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Mengungkapkan, bahwa dengan melambatnya ekonomi selama juli -- September 2024, Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Indonesia pada bulan Agustus tahu2024 telah mencapai 4,91 persen atau sebanyak 7,47 juta jiwa. Angka ini meningkat tipis dari 4,82 persen atau 7,20 juta jiwa pada bulan Febuari pada tuhun 2024.

Artikel ini akan membahas tentang bagaimana penyebab utama banyaknya pengangguran di Indonesia.

1.Kelangkaan tenaga kerja

                 Kelangkaan tenaga kerja adalah ketika permintaan Perusahaan untuk pekerja cunderung lebih tinggi dibandingkan jumlah pekerja yang memiliki keterampilan dan kualifikasi yang sesuai. Dengan berkurangnya tenaga kerja yang Kompeten untuk melakukan proses produksi barang maupun jasa,  maka akan mengganggu proses produksi dan mengakibatkan berbagai masalah ekonomi pada suatu daerah.

                 Kondisi tersebut biasanya terjadi karena beberapa faktor, Yaitu usia produktif yang mulai berkurang, Upah yang tidak sesuai dengan pekerjaan, Sampai  faktormkualitas dari sumber daya manusia yang cenderung rendah. Sehingga pihak Perusahaan mengalami kesulitan untuk mendapatkan tenaga kerja yang kompeten.

 2. Terjadinya PHK

Penyebab banyaknya penggaguran di Indonesia adalah karena adanya pemutusan hak kerja atau (PHK).  Penyebab terjadinya PHK ialah, Telah berakhirnya kontrak kerja atau adanya pengurangan tenaga kerja. Hal ini terjadi karena Perusahaan tersebut ingin menstabilkan sistem kerja.


3. Tantangan mobilitas geografis disebabkan oleh kurang meratanya penyebaran industri.

Tingginya angka pengangguran di Indonesia sebagian besar dipengaruhi oleh kesulitan mobilitas geografis, yang menghalangi individu untuk berpindah ke daerah lain demi mencari pekerjaan yang lebih baik. Hal ini terutama terjadi di wilayah yang kurang berkembang, di mana jarak yang jauh dari pusat lapangan kerja menjadi kendala bagi pencari kerja untuk mencapai tujuan mereka.

 Terbatasnya dana untuk melakukan migrasi ke daerah lain juga memperburuk masalah ini, sehingga sangat diperlukan kebijakan yang berfokus pada pemerataan kesempatan kerja di seluruh Indonesia.

4.Tingginya persaingan Global

                 Persaingan di pasar global saat ini di Indonesia menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan tingginya angka pengangguran. Selain itu, kecenderungan perusahaan asing yang lebih memilih mempekerjakan tenaga kerja dari negara mereka sendiri telah menyebabkan ketidakseimbangan antara pekerja asing dan lokal. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan penegakan regulasi yang tepat agar tercipta lingkungan kerja yang adil dan seimbang bagi tenaga kerja Indonesia.

5. Karakter yang Cenderung Malas dan Enggan Mengambil Risiko  

Beberapa orang yang tidak mau berusaha aktif dalam mencari pekerjaan turut berkontribusi pada tingginya angka pengangguran. Rasa takut menghadapi risiko dan kecenderungan untuk hanya memilih pekerjaan yang sesuai dengan minat pribadi mereka juga memengaruhi fenomena pengangguran di Indonesia.

Kesimpulan

                 Dapat kita lihat bahwasanya mengenai banyaknya pengangguran di Indonesia dapat dianalisis menggunakan teori pembebasan, terutama dalam konteks teori pembebasan ekonomi dan sosial. Teori ini menekankan pentingnya kebebasan individu untuk mengakses peluang ekonomi, pendidikan, dan pekerjaan, serta kebebasan dari sistem yang menindas atau membatasi potensi individu dalam berpartisipasi secara produktif dalam masyarakat.

Dalam konteks pengangguran di Indonesia, banyaknya pengangguran dapat dipahami sebagai akibat dari terbatasnya akses terhadap pendidikan yang berkualitas, ketidaksetaraan kesempatan ekonomi, serta sistem pasar kerja yang tidak inklusif. Ketimpangan ekonomi dan sosial yang ada, baik dari segi akses terhadap sumber daya maupun kebijakan yang tidak prorakyat, memperburuk kondisi ketenagakerjaan. Hal ini menciptakan ketegangan antara keinginan individu untuk bekerja dan keterbatasan yang ditimbulkan oleh struktur ekonomi yang ada.

Melalui perspektif teori pembebasan, pengangguran di Indonesia dapat dilihat sebagai gejala ketidakadilan sosial yang terjadi karena individu tidak memiliki kebebasan penuh untuk mengembangkan potensi dan akses yang setara terhadap kesempatan kerja. Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan kebijakan yang berfokus pada pemerataan kesempatan, pemberdayaan ekonomi, dan penghapusan hambatan-hambatan yang menindas, sehingga setiap individu dapat mengakses kebebasan untuk bekerja dan berkembang sesuai dengan kapasitas dan potensi mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun