Mohon tunggu...
thoriq damai bijak wiguno
thoriq damai bijak wiguno Mohon Tunggu... Mahasiswa - pelajar

saya mahasiswa dari stai al anwar sarang rembang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Pengangguran di Indonesia

7 November 2024   00:49 Diperbarui: 7 November 2024   00:50 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

4.Tingginya persaingan Global

                 Persaingan di pasar global saat ini di Indonesia menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan tingginya angka pengangguran. Selain itu, kecenderungan perusahaan asing yang lebih memilih mempekerjakan tenaga kerja dari negara mereka sendiri telah menyebabkan ketidakseimbangan antara pekerja asing dan lokal. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan penegakan regulasi yang tepat agar tercipta lingkungan kerja yang adil dan seimbang bagi tenaga kerja Indonesia.

5. Karakter yang Cenderung Malas dan Enggan Mengambil Risiko  

Beberapa orang yang tidak mau berusaha aktif dalam mencari pekerjaan turut berkontribusi pada tingginya angka pengangguran. Rasa takut menghadapi risiko dan kecenderungan untuk hanya memilih pekerjaan yang sesuai dengan minat pribadi mereka juga memengaruhi fenomena pengangguran di Indonesia.

Kesimpulan

                 Dapat kita lihat bahwasanya mengenai banyaknya pengangguran di Indonesia dapat dianalisis menggunakan teori pembebasan, terutama dalam konteks teori pembebasan ekonomi dan sosial. Teori ini menekankan pentingnya kebebasan individu untuk mengakses peluang ekonomi, pendidikan, dan pekerjaan, serta kebebasan dari sistem yang menindas atau membatasi potensi individu dalam berpartisipasi secara produktif dalam masyarakat.

Dalam konteks pengangguran di Indonesia, banyaknya pengangguran dapat dipahami sebagai akibat dari terbatasnya akses terhadap pendidikan yang berkualitas, ketidaksetaraan kesempatan ekonomi, serta sistem pasar kerja yang tidak inklusif. Ketimpangan ekonomi dan sosial yang ada, baik dari segi akses terhadap sumber daya maupun kebijakan yang tidak prorakyat, memperburuk kondisi ketenagakerjaan. Hal ini menciptakan ketegangan antara keinginan individu untuk bekerja dan keterbatasan yang ditimbulkan oleh struktur ekonomi yang ada.

Melalui perspektif teori pembebasan, pengangguran di Indonesia dapat dilihat sebagai gejala ketidakadilan sosial yang terjadi karena individu tidak memiliki kebebasan penuh untuk mengembangkan potensi dan akses yang setara terhadap kesempatan kerja. Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan kebijakan yang berfokus pada pemerataan kesempatan, pemberdayaan ekonomi, dan penghapusan hambatan-hambatan yang menindas, sehingga setiap individu dapat mengakses kebebasan untuk bekerja dan berkembang sesuai dengan kapasitas dan potensi mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun