FLOWER BLOOM
Saat mentari menyisakan setitik pendarnya
wajahmu hadir disudut keramaian
hidungmu memerah terkena sinar senja
bulu matamu lentik jelita
aku terpesona
kita bertatapan lama
berkenalan lewat netra
mengidentifikasi wajah yang saling asing
menghasilkan senyum bahagia di antara kita
Riuh rendah pasar bergulir cepat
hari sudah berganti jadi gelap
aku kehilangannya
bukan memori akan paras menawannya.
Siapakah dia?
yang berhasil membuatku jatuh cinta
saat itu juga,
tepat di pandangan pertama.
Pasar Ateh, Bukittinggi 14 April 2023.
JAM GADANG
Â
Hari ini kamu duduk sendiri
diantara undak-undak tangga dan keramaian yang fana.
Jangan kamu sedih hati
ini tempat untuk bersuka cita
kamu tak akan bertemu jam ini lagi di dunia,
kecuali London, nun jauh diseberang lautan sana.
Lupakan semua tentang masalah pelik
kita harus bahagia.
Aku tak bermaksud mengekang dirimu dalam cinta
parasmu-lah yang gagal membuatku berpaling
rasa lapar dan dahaga yang sulit kutahan
untuk memiliki dirimu adalah sebuah keniscayaan.
Malam berganti petang, lalu berubah menjadi hari
jangan biarkan rasa haus itu menggerogoti
jangan biarkan malam terus membekui
bawa aku terbang tinggi dengan sayap bidadari.
Aku tak punya setangkai mawar berdarah,
apalagi sebuah tengkorak serigala.
Aku hanya punya hati,
untuk kamu isi,
dengan madu-mu,
dengan rasa sayang-mu.
 Jam Gadang, 21 April 2023
PERFECT
Â
Aku akan menjagamu
melindungimu seperti jantungku sendiri
tak perlu takut
biarkan hujan datang selamanya
selagi kita selalu bersama
memainkan melodi cinta
terbuai akan canda dan tawa
memberimu mantra sihir yang menyilap mata.
Hai hujan ...
jangan kau sisakan setetes air di awan
jatuhkan semua anggurmu yang tidak memabukkan
biarkan malam ini kita berangkul-rangkulan
Tapi aku masih tahu batas kesopanan
ada orang tuamu di sudut ruangan.
Aku tulus menyayangimu,
kamu wanita yang sempurna
genggam erat tanganku
kan kubalas dengan kebahagiaan.
Rumah Dia Yang Teristimewa, 26 April 2023.
MUAK
Â
Kita selayaknya pengantin
terduduk bersama di tengah alun-alun kota
sambil mendengarkan irama lagu, merdu
bergema dalam jiwa ragaku.
Aku punya yang lebih baik dari itu,
sebuah nyanyian tanpa kata
"apakah hatimu?"
Bukan, tapi seluruh jiwa ragaku.
...
Namun, kemudian kamu pergi.
Adat!
Apakah tetua tidak mengerti
peraturan aneh yang dibuat-buat sendiri
telah mengoyak hubungan silaturahmi
merusak agama yang sebenarnya mereka ketahui
Aku mencintainya lebih dari klan yang kupunya
kita benar dan hamba yang merdeka
bukan mengikuti aturan yang tak berlogika
cukup ... aku muak!
Labiah baiak awak marantau ka nagari jauah di alam semesta.
Lapangan Kantin, Bukittinggi 5 Mei 2023
BIKA TELAGO
Â
Kabut membelai lembut jemari, seolah mengabari untuk tidak cepat pergi. Alam sedang berbicara padaku dalam resonansinya. Ditangkap dalam gendang telinga; Biru-menyahdu menghanyutkan insan keras kepala. Itu sihir tentang sebuah nyaman dan damai; Saling bersamaan bagai terapi untuk sebuah kesepian.
Dan harum ini; Adonan tepung beras yang dibakar. Hikmat, menggugah selera setiap yang lewat. Onde, kemana aku harus menghilangkan diri!
Tak sengaja bulir air jatuh dari sudut mataku. Pasti karena hawa sejuknya; Atau karena mengingat kembali namanya. Aku pasti kembali; Gelas diatas baki itu masih kosong; Tunggu saja. Malam akan berganti tahun. Akan ku-ubah peraturan negeri ini.
Nagari Koto Baru, 20 Mei 2023
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H