Mohon tunggu...
Thoriq AbdhiRamadhan
Thoriq AbdhiRamadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung. Saya baru memahami bahwa dengan menulis dapat menghilangkan keresahan yang selama ini ada pada diri.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kisah Cinta di Bukittinggi

21 Mei 2023   23:23 Diperbarui: 21 Mei 2023   23:42 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: unsplash.com/@nixcreative

FLOWER BLOOM

Saat mentari menyisakan setitik pendarnya
wajahmu hadir disudut keramaian
hidungmu memerah terkena sinar senja
bulu matamu lentik jelita
aku terpesona
kita bertatapan lama
berkenalan lewat netra
mengidentifikasi wajah yang saling asing
menghasilkan senyum bahagia di antara kita

Riuh rendah pasar bergulir cepat
hari sudah berganti jadi gelap
aku kehilangannya
bukan memori akan paras menawannya.
Siapakah dia?
yang berhasil membuatku jatuh cinta
saat itu juga,
tepat di pandangan pertama.

Pasar Ateh, Bukittinggi 14 April 2023.

JAM GADANG

 

Hari ini kamu duduk sendiri
diantara undak-undak tangga dan keramaian yang fana.
Jangan kamu sedih hati
ini tempat untuk bersuka cita
kamu tak akan bertemu jam ini lagi di dunia,
kecuali London, nun jauh diseberang lautan sana.
Lupakan semua tentang masalah pelik
kita harus bahagia.

Aku tak bermaksud mengekang dirimu dalam cinta
parasmu-lah yang gagal membuatku berpaling
rasa lapar dan dahaga yang sulit kutahan
untuk memiliki dirimu adalah sebuah keniscayaan.
Malam berganti petang, lalu berubah menjadi hari
jangan biarkan rasa haus itu menggerogoti
jangan biarkan malam terus membekui
bawa aku terbang tinggi dengan sayap bidadari.

Aku tak punya setangkai mawar berdarah,
apalagi sebuah tengkorak serigala.
Aku hanya punya hati,
untuk kamu isi,
dengan madu-mu,
dengan rasa sayang-mu.

 Jam Gadang, 21 April 2023

PERFECT

 

Aku akan menjagamu
melindungimu seperti jantungku sendiri
tak perlu takut
biarkan hujan datang selamanya
selagi kita selalu bersama
memainkan melodi cinta
terbuai akan canda dan tawa
memberimu mantra sihir yang menyilap mata.

Hai hujan ...
jangan kau sisakan setetes air di awan
jatuhkan semua anggurmu yang tidak memabukkan
biarkan malam ini kita berangkul-rangkulan

Tapi aku masih tahu batas kesopanan
ada orang tuamu di sudut ruangan.
Aku tulus menyayangimu,
kamu wanita yang sempurna
genggam erat tanganku
kan kubalas dengan kebahagiaan.

Rumah Dia Yang Teristimewa, 26 April 2023.

MUAK

 

Kita selayaknya pengantin
terduduk bersama di tengah alun-alun kota
sambil mendengarkan irama lagu, merdu
bergema dalam jiwa ragaku.
Aku punya yang lebih baik dari itu,
sebuah nyanyian tanpa kata

"apakah hatimu?"

Bukan, tapi seluruh jiwa ragaku.
...
Namun, kemudian kamu pergi.

Adat!

Apakah tetua tidak mengerti
peraturan aneh yang dibuat-buat sendiri
telah mengoyak hubungan silaturahmi
merusak agama yang sebenarnya mereka ketahui

Aku mencintainya lebih dari klan yang kupunya
kita benar dan hamba yang merdeka
bukan mengikuti aturan yang tak berlogika
cukup ... aku muak!

Labiah baiak awak marantau ka nagari jauah di alam semesta.

Lapangan Kantin, Bukittinggi 5 Mei 2023

BIKA TELAGO

 

Kabut membelai lembut jemari, seolah mengabari untuk tidak cepat pergi. Alam sedang berbicara padaku dalam resonansinya. Ditangkap dalam gendang telinga; Biru-menyahdu menghanyutkan insan keras kepala. Itu sihir tentang sebuah nyaman dan damai; Saling bersamaan bagai terapi untuk sebuah kesepian.

Dan harum ini; Adonan tepung beras yang dibakar. Hikmat, menggugah selera setiap yang lewat. Onde, kemana aku harus menghilangkan diri!

Tak sengaja bulir air jatuh dari sudut mataku. Pasti karena hawa sejuknya; Atau karena mengingat kembali namanya. Aku pasti kembali; Gelas diatas baki itu masih kosong; Tunggu saja. Malam akan berganti tahun. Akan ku-ubah peraturan negeri ini.

Nagari Koto Baru, 20 Mei 2023

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun